Foto: instagram.com/@cakecaine

Welcome to Cegil Era : Rayuan Perempuan Gila Bukan Romantisasi dari Mental Disorder

1

 

Sumber: instagram.com/@cakecaine

 

Judul: Rayuan Perempuan Gila

Pencipta lagu : Nadin Amizah dan  Lafa Pratomo

Produser : Lafa Pratomo

Aransemen : Lafa Pratomo

Vokal : Nadin Amizah

Mastered oleh: Lafa Pratomo, di Ruang Waktu Music

 

Panggil aku perempuan gila

Hantu berkepala, keji membunuh kasihnya

Penuh ganggu di dalam jiwanya

Sambil penuh cinta diam-diam berusaha

Selalu tahu akan ditinggalkan

Namun demi Tuhan aku berusaha

 

Sungguh gila memang frasa yang disatukan menjadi bait lagu seperti di atas, adalah karya anak baru musisi muda kenamaan Indonesia. Kelahiran karyanya tak luput dari perwujudan kisah-kisah yang menyertainya. Rayuan Perempuan Gila baru saja lahir dari seorang perempuan yang pernah dianggap gila, telah mengubah pola pikir komposernya akan cara pandang mengenai perasaan yang selalu terombang-ambing. Sosok tersebut tidak lain ialah Nadin Amizah, pelantun lagu dengan bait-bait puitisnya yang seakan mampu membius para pendengar untuk masuk ke dalam cerita perjalanan kehidupan yang disiratkan dalam nada yang indah. Kemunculan single berjudul “Rayuan Perempuan Gila” ini menjadi awal perjalanan album kedua Nadin Amizah setelah sukses di album pertamanya yang bertajuk “Selamat Ulang Tahun”.

Alasan sang penyanyi menulis lagu ini diwujudkan dalam tiga layer yang tak lepas dari pengalaman pribadi miliknya. Di layer pertama, berkaca pada pengalamannya di masa lampau kala ia tengah menjalin hubungan dengan seseorang yang membuat Nadin percaya bahwa ia adalah seorang perempuan gila dan terkutuk. Nadin mengibaratkan dirinya sebagai api panas yang tidak bisa dirangkul oleh siapa pun yang berusaha mencintainya, terlalu panas, terlalu manja, terlalu takut ditinggal, dan terlalu gila. Sampai pada sebuah kejutan hebat bahwa ia mendapat clinical diagnosis dari seorang profesional yang didatanginya. 

Layer yang kedua menjelaskan alasan penggunaan visual pada mv lagu ini, baju flowy yang dikenakan serta rokok cerutunya yang keren menggambarkan karakter seorang biduan super cantik yang selalu merasa bahwa ia tidak pantas untuk dicinta dan suatu saat ditinggalkan pasangannya, tapi ia berjanji kepada pasangannya itu bahwa ia akan mereda, akan membaik. Pengkarakteran ini yang menjadi alasan Nadin menggunakan nuansa bossa keroncong sebagai warna aransemen lagu ‘Rayuan Perempuan Gila”. Dari intro lagunya seakan Nadin mengajak pendengarnya untuk berdendang manja bersama-sama, alhasil vibes yang dirasakan dari lagu ini sangat berbeda dengan lagu-lagu Nadin pada album sebelumnya.

Layer yang terakhir, munculnya tren cegil pada media sosial bukan menjadi alasan kemunculan lagu ini, karena lagu ini sudah ditulis jauh sebelum tren tersebut tersebar di media sosial. Nadin sendiri merasa tren cegil ini masih rancu untuk siapa. Untuk orang dengan diagnosa klinis kah? Atau sekadar kalimat lucu-lucuan saja? Namun yang jelas, tren ini seharusnya tidak meminimalisasi kesadaran akan mental disorder, dan bait-bait lagu “Rayuan Perempuan Gila” sama sekali tidak meromantisasi atau menormalisasi mental disorder

Saya sendiri memaknai bahwa fenomena yang tersirat dalam lagu ini memang sering ditemui pada perempuan-perempuan yang bahkan sulit untuk mencintai dirinya sendiri. Merasa tidak pantas dicintai siapa pun sehingga selalu muncul rasa khawatir akan ditinggalkan seseorang yang tengah bersamanya. Terkadang mereka percaya bahwa mereka benar-benar dicinta namun hanya sesaat dan dalam sekejap rasa itu akan hilang. Sifat gila yang melekat pada sosok ‘perempuan gila’ ini memang sulit dilenyapkan, namun demi Tuhan perempuan gila yang diceritakan dalam lagu ini selalu berusaha untuk menghilangkan perasaan gila dalam dirinya.

Lagu ini dirilis pada 23 Juni 2023, dan sampai pada tulisan ini diciptakan masih saja menduduki posisi teratas di berbagai platform musik seperti spotify, youtube, resso, apple music, dan langit musik. Bak kereta yang melaju terlalu cepat, dengan sekejap lagu ini mulai digandrungi oleh masyarakat terutama para remaja yang merasakan betapa relatable lantunan  atas pemaknaan lirik-lirik Nadin Amizah. Memang Nadin Amizah tak pernah gagal membuat pendengarnya merasa kecanduan dengan rangkaian bait-bait berirama miliknya sehingga kemunculan karya milik perempuan yang dijuluki ‘Ibu Peri’ oleh para pemujanya ini selalu dinantikan. 

Di akhir coretan ini, saya kutip pesan Nadin Amizah yang mengiringi kelahiran “Rayuan Perempuan Gila,” bahwa dalam hidup akan selalu hadir sebanyak dua atau lebih kebenaran yang berdampingan tanpa menyalahkan kebenaran yang lain. Hebatnya seni, ia adalah sesuatu yang multitafsir. Kedepannya apa yang akan pendengarnya artikan terhadap karyanya sudah ada di luar kendalinya sebagaimana orang tua yang mengiringi kelahiran anaknya, apabila nanti karyanya disalahgunakan atau menjadi senjata bagi manusia di luar sana, itu sudah bukan tanggung jawabnya. Justru di situ peran dari pendengar menjadi orang tua sambung dari karya Nadin Amizah yang diharapkan mampu memaknai lagunya dengan bijak. Memang tidak mudah dicintai namun Nadin yakin akan mereda sebagaimana mestinya.

 

Buat cegil di luar sana,

“This is your anthem”

 

Penulis: Khalila Albar Hanafi

Editor: Julia Tri Kusumawati