Foto: Dokumentasi Panitia

Webinar “Start of Good Journalism” Sukses Menutup Rangkaian Acara Kentingan Journalism Week 2022

Setelah sukses melaksanakan rangkaian lomba dan bootcamp jurnalistik, Kentingan Journalism Week 2022 mencapai puncak acara dengan Webinar “Start of Good Journalism” pada Sabtu (23/7). Sama seperti rangkaian acara bootcamp yang lalu, Webinar KJW 2022 diadakan secara dari melalui Zoom Cloud Meeting dan dihadiri oleh ratusan peserta. Dimoderatori oleh Kalimaya Octa, Webinar KJW 2022 mengundang Sasmito Madrim, Jurnalis Voice of America Indonesia, dan Muhamad Heychael, Research Manager Remotivi, sebagai pembicara untuk memberikan insight kepada peserta yang hadir mengenai isu jurnalistik masa kini.

Membawakan materi bertajuk “Meninjau Kembali Independensi Media Pers”, Sasmito menekankan pada tantangan yang dihadapi dan peluang yang tersedia bagi media masa kini. “Tantangan besar media ada di profesionalisme. Jurnalis pemula langsung diturunkan ke lapangan tanpa ada persiapan dan pelatihan dari jurnalis yang lebih senior. Hasilnya, terdapat ratusan pengaduan pelanggaran kode etik berita ke dewan pers karena kurangnya pengalaman,” papar Sasmito. Selain profesionalisme, Sasmito berpendapat bahwa peran jurnalis semakin tergerogoti akibat mudahnya akses pertukaran informasi oleh masyarakat. Hal ini membuat berita dari jurnalis selalu kalah cepat dari media sosial. “Pendapatan media juga turun karena jumlah pembaca dan iklan yang masuk berbanding terbalik. Hal ini membuat media terpaksa menggunakan judul clickbait agar tetap hidup. Akibatnya, kualitas berita ikut menurun,” tambah Sasmito. Di sisi lain, Sasmito menyatakan bahwa masih memenangkan kepercayaan publik dalam konteks menyediakan informasi yang akurat. “Publik tahu mencari berita yang tepat adalah ke media massa, bukan ke media sosial,” ujar Sasmito. Kebutuhan akan berita yang akurat ini membuat pasar berita digital menjadi tinggi. “Kebebasan pers juga dilindungi oleh undang-undang,” tambah Sasmito.

Webinar dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Muhamad Heychael yang membawakan materi bertajuk “Mempertahankan Kualitas Produk Jurnalistik di Tengah Derasnya Arus Informasi”. Heychael berpendapat bahwa media harus melampaui polarisasi dan populisme. “Polarisasi dalam konteks ini adalah mengenai bias sudut pandang politik. Apakah bisa sepenuhnya netral? Kemudian populisme dalam konteks konten yang disediakan, apakah bisa menghadirkan berita akurat yang tidak terbawa arus opini masyarakat?” jelasnya. Dalam konteks ekonomi, untuk dapat menghasilkan berita yang baik, media harus memikirkan model bisnis lain. “Ambil profit sepenuhnya dari pembelian dan iklan itu sudah kuno. Media harus ganti sistem profit. Contohnya nyari untung dengan bikin perusahaan konsultan fokus kreatif di samping produksi berita,”. Lebih lanjut, Heychael menyampaikan bahwa media harus bekerja dengan memberikan konteks dan analisis atas peristiwa untuk memberi pembaca perspektif yang dibutuhkan. “Media harus bangga dengan analisis, harus menjadi penuntun akal. Tidak hanya kasih fakta, tapi kasih kerangka analisis untuk publik memahami informasi. Media harus jadi knowledge broker, yaitu dengan memberitakan isu yang penuh istilah teknis dan informasi yang tidak accessible, sehingga publik bisa lebih aware dengan isu-isu yang ada,”. Terakhir, Heychael menyebutkan bahwa literasi media penting untuk memastikan kualitas produk jurnalistik. “Dari sudut pandang media, media harus makin terbuka mengenai proses liputan agar publik tahu perbedaan berita hasil investigasi dan berita sekadar tulisan di media sosial. Sehingga publik tahu kalau fakta itu diambil dari proses liputan yang menyeluruh. Sedangkan dari sudut pandang pembaca, harus bisa membedakan fakta dan opini. Dengan begitu, berita yang baik bisa semakin dihargai,” tutur Heychael.

Di akhir acara, Kentingan Journalism Week 2022 mengumumkan 12 nama pemenang lomba yang tersebar di lomba esai, fotografi, dan poster serta Penugasan Bootcamp Terbaik. Pada lomba esai, Zahra Khairani Yudhanti menduduki juara pertama, Irvan Fatchurrohman menduduki juara kedua, dan Uswatun Khasanah menduduki juara ketiga. Pada lomba poster, Stephany Matulessy menduduki juara pertama, Ariel Arnaldo menduduki juara kedua, dan I Kadek Aryawan menduduki juara ketiga. Pada lomba fotografi, Eliezer Christiawan Dua Lembang menduduki juara pertama, Alifia Maharani menduduki juara kedua, dan Aulia Surya Kinanti menduduki juara ketiga. Kemudian untuk Penugasan Bootcamp Terbaik pertama diraih oleh Sultan Ibnu Affan, kedua diraih oleh Shulfi Ana Helmi, dan ketiga diraih oleh Naziya Fadhilatunnisa. Bagaskoro selaku project leader Kentingan Journalism Week 2022 mengapresiasi segala kinerja panitia serta peserta yang ikut memeriahkan acara KJW 2022 dari awal sampai akhir. “Semoga para peserta dapat menyerap ilmu yang disampaikan oleh para pembicara. Selamat juga untuk para pemenang kompetisi KJW 2022. Harapan saya, semoga Kentingan Journalism Week ke depannya bisa lebih baik dari tahun ini,” pungkasnya.

Penulis: Sabila Soraya Dewi

Divisi Hubungan Masyarakat

Kentingan Journalism Week 2022