Bukan hal yang baru ketika samar terdengar Universitas Sebelas Maret (UNS) akan merencanakan pembukaan kampus cabang baru di Jakarta. Hal ini salah satunya mengacu pada program Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh Kemendikbud Ristek. Tidak lain Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) ini bertujuan agar menggaet masyarakat yang hendak melanjutkan studinya di UNS. Kampus cabang baru yang berlokasi di Jakarta nantinya digunakan untuk program studi S-2 Ilmu Hukum dan S-3 Doktor Ilmu Ekonomi.
Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum., mengungkapkan rencana ini pada 15 Desember 2021 lalu saat menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) V Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UNS yang diadakan di Gedung Rektorat. Ia mengatakan bahwa rencana pembukaan kampus cabang baru akan direalisasikan pada tahun 2022. “Mohon doanya UNS akan mencari kampus di Jakarta tahun 2022 mendatang,” terangnya.
Menurut penuturan Ketua Tim Pengadaan PSDKU, Dr. Sunny Ummul Firdaus, S.H., M.H., hal yang membedakan antara kampus cabang sebelumnya dengan kampus cabang baru di Jakarta ini terletak pada program studi. Sebelumnya di kampus cabang lain, program studinya tidak ada di kampus utama. Sementara itu, kampus cabang yang rencananya akan dibangun di Jakarta ini memiliki program studi yang sudah ada di kampus utama dan terakreditasi A.
“Rencana pembukaan kampus cabang Jakarta adalah bentuk kerja sama UNS dengan stakeholder yang ada di Jakarta, termasuk alumni yang ada di sana dan perlu akses pendidikan,” ucap Prof. Dr.rer.nat. Sajidan, M.Si. saat Munas. Hal serupa juga diungkapkan oleh Sunny, bahwa pernah dilakukan survei dengan para alumni UNS. Ia menuturkan, memang tidak sedikit alumni yang ingin melanjutkan studinya di UNS kembali.
Rencana pembukaan kampus baru UNS di Jakarta juga mendapat sambutan dan apresiasi dari ketua umum IKA UNS periode 2021-2025, Ir. Budi Harto. “Saya kira rencana itu sangat baik dan akan bermanfaat bagi kami alumni serta pihak-pihak lain yang ingin studi lanjut di UNS,” katanya.
Kampus baru di Jakarta nantinya akan digunakan sebagai Kantor Perwakilan UNS yang bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. “Di sana itu banyak sekali pusat-pusat pemerintahan, pusat-pusat perdagangan yang SDM-nya itu ingin ditingkatkan dari segi kualitas dan ingin meningkatkan kualitas pendidikannya di UNS, tetapi mereka terkendala oleh jarak. Maka dari itu, dibuatlah kampus Jakarta supaya mempermudah proses belajar-mengajar,” ucap Sunny.
Biaya yang Ditaksir Mencapai 50 Miliar Rupiah
Pengadaan gedung untuk perkuliahan di kampus cabang Jakarta ditaksir mencapai Rp50 miliar ini sudah masuk dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) dan disetujui oleh Majelis Wali Amanat (MWA) UNS. Namun, masih dijadikan sebagai rencana dan akan menyesuaikan ketika penelitian sudah selesai dan disetujui oleh Rektor. “Kira-kira membeli gedung di Jakarta seharga 50 miliar itu seperti apa?” tanyanya.
Sebenarnya terdapat opsi kota lain, tetapi target utama UNS tahun ini adalah Jakarta. Bukan tidak mungkin jika nantinya UNS membuka PSDKU lagi di tahun yang berbeda dan di kota yang berbeda pula. “Sebenarnya tidak hanya Jakarta, itu targetnya banyak. Namun, yang masuk dalam skala prioritas tahun ini adalah Jakarta,” katanya.
“Yang pasti penetapan 50 miliar itu tidak mempengaruhi UKT mahasiswa,” ujar Sunny. “Kita berikan rekomendasi bulan Maret ini, Pak Rektor menentukan. Kemudian, dilaksanakan oleh bidang perencanaan, karena kita bertarget bulan Agustus sudah mulai masuk perkuliahan,” sambungnya yang mengonfirmasi kapan pengadaan gedung akan selesai.
Mahasiswa Kampus Cabang Lama yang Bersuara
Tidak dapat dimungkiri bahwasanya perencanaan kampus cabang baru di Jakarta sontak mengejutkan mahasiswa di kampus cabang lama. Apabila kamu adalah salah satu mahasiswa dari kampus cabang pasti akan memahami alasannya. Fasilitas, infrastruktur, sarana, dan prasarana sering kali dinilai kurang memadai.
“Menurut saya fasilitasnya perlu diperbaiki, bukan hanya sekedar ada, tetapi juga memadai gitu,” ucap Hani—nama samaran—, salah satu mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer yang berlokasi di Kampus Pabelan.
“Kalau aku pribadi sih, kurang setuju ya. Karena memang antara penting nggak penting. Lebih baik prioritaskan peningkatan fasilitas kampus cabang yang ada dulu, karena masih banyak yang kurang,” kata Naura—nama samaran—, mahasiswa yang berkuliah di Kampus Kleco.
Mungkin perencanaan pengadaan gedung untuk kampus baru di Jakarta ini memang penting. Hanya saja, pihak kampus juga perlu memperhatikan kampus-kampus cabang lain agar tidak terjadi kecemburuan sosial. Jika kita menelisik lebih jauh pada fasilitas yang ada di kampus cabang saat ini, pastilah muncul tanda tanya. Apakah setelah bertahun-tahun berdiri, fasilitas yang ada masih sesuai atau telah kehilangan fungsi sebagaimana mestinya? Bukankah sebaiknya dilakukan pembaharuan agar mahasiswa dapat menerima pembelajaran dengan lebih baik?
“Kalau misalnya pengadaan kampus ini benar terlaksanakan dan direalisasikan, semoga ya dimanfaatkan dengan baik. Setelah itu tolong, perhatikan juga pembangunan yang ada di kampus-kampus yang sudah ada,” ujar Naura penuh harap. Menurutnya, di kampus tempat ia menimba ilmu masih banyak memerlukan perbaikan. Contohnya saja pada jalanan di kampus yang masih belum beraspal, ketika hujan tentu saja itu dapat membahayakan orang yang melaluinya.
Memang benar seharusnya pihak kampus perlu menindaklanjuti perbaikan di kampus-kampus cabang yang telah dibangun sebelumnya. Menurut Sunny setiap kampus cabang dapat meningkatkan kualitas dari fasilitasnya masing-masing jika kepala program studi mengajukan proposal kepada rektor. Ia berharap mahasiswa dapat lebih memahami sistem yang berjalan di universitas. Tidak semua yang tampak jelek itu buruk, terkadang kita bisa melihat sisi yang lebih baik untuk dihargai. Namun, jika bagi kita masih tetap tak terasa nyaman, apa boleh buat, suarakan hingga ada yang bergerak mengambil tindakan. Lingkungan belajar yang nyaman pasti juga akan membantu mahasiswa dalam meningkatkan kualitas akademiknya.
Harapan yang Masih Dipertanyakan
“Harapannya jika perencanaan ini sudah terealisasi, hal ini dapat memberikan kemudahan akses untuk seluruh masyarakat di Indonesia yang ingin berkuliah di UNS,” pungkas Sunny.
Harapan yang diungkapkan masih saja menimbulkan pertanyaan. Apakah urgensi pengadaan kampus PSDKU ini melebihi kepentingan untuk memperbaiki fasilitas kampus-kampus cabang yang telah dimiliki UNS? Memang benar, UNS memiliki tujuan yang amat baik dengan didirikannya kampus cabang baru di Jakarta. Namun, bukankah akan lebih elok jika melakukan peningkatan dan perbaikan fasilitas di beberapa kampus cabang sebelumnya? Tidak perlu secepat kilat, sedikit demi sedikit pun tak apa rasanya. Setidaknya para mahasiswa dapat merasakan keseriusan pihak kampus dalam memberikan pelayanan dan kenyamanan yang seharusnya memang didapatkan. Kecemburuan sosial mahasiswa kampus cabang lama bisa dianulir jika kesenjangan fasilitas antara kampus cabang dan kampus pusat dapat dientaskan.
Penulis: Alifia Nur Aziza
Editor: Rizky Fadilah