Ilustrasi: M. Ilham Al Basyari/LPM Kentingan

UMPAN BALIK MAHASISWA TERHADAP PEMILU UNS DAN SV UNS 2020

Hampir 3 bulan berlalu semenjak pemilu terlaksana, semuanya mungkin terlihat baik-baik saja, namun nyatanya tidak. Setelah Tim Edisi Khusus LPM Kentingan mengadakan wawancara panjang terkait peliknya pelaksanaan pemilu baik dari pihak pelaksana maupun oposisi, kali ini Tim Riset LPM Kentingan mencoba mengulik sudut pandang lain permasalahan pemilu 2020, yakni dari mahasiswa UNS selaku partisipan. Lalu, bagaimana umpan balik mahasiswa terkait pemilu UNS dan SV UNS?

Pada akhir tahun 2020 hingga awal tahun 2021, KPU Universitas Sebelas Maret dan KPU Sekolah Vokasi menggelar pemilihan umum dalam waktu yang berdekatan. Tujuan dari kegiatan tersebut untuk memilih anggota legislatif DEMA, presiden, dan wakil presiden BEM serta SV. Pemilu SV 2020 merupakan pemilu pertama yang digelar di Sekolah Vokasi UNS. Sementara itu, keduanya (Pemilu SV UNS dan Pemilu UNS) sama-sama pertama kalinya dilaksanakan secara daring.

Dari total mahasiswa UNS sebanyak lebih dari 35.000, hanya 7909 mahasiswa yang berpartisipasi dalam Pemilu UNS 2020. Di sisi lain, pada pemilu Sekolah Vokasi jumlah partisipan hanya 743 mahasiswa dari total lebih dari 6000 mahasiswa SV UNS. Angka tersebut menjadi hal yang patut dijadikan bahan evaluasi bersama. Oleh karenanya, kami mengadakan riset untuk mengetahui penyebab di balik rendahnya tingkat partisipasi dalam pemilu UNS dan SV UNS 2020 tersebut.

Data yang kami sajikan didasarkan pada jajak pendapat pada tanggal 28 Februari – 3 Maret 2021 dengan jumlah responden 80 mahasiswa UNS dan 58 mahasiswa SV yang mengisi pertanyaan terbuka dan tertutup pada kuesioner online.

Kami menghimpun data terkait ketertarikan mahasiwa terhadap pemilu UNS dan SV UNS 2020. Dari data yang kami dapat, pada pemilu SV UNS sebanyak 17,5% mahasiswa merasa sangat tertarik, 28,1% tertarik, 19,3% tidak tertarik, dan 35,1% sangat tidak tertarik. Sementara itu, 47,4% responden mengetahui jadwal rangkaian kegiatan pemilu SV UNS 2020 dan sisanya tidak mengetahui. Di sisi lain, pada pemilu UNS 15% responden merasa sangat tertarik, 43,75 tertarik, 25% tidak tertarik, dan 13,8% sangat tidak tertarik.

Dalam pemahaman mengenai inti acara, pada pemilu SV UNS sebanyak 21,1% responden mengikuti sosialisasi yang diadakan oleh KPU SV UNS dan 79,9% tidak mengikuti. Pada pemilu UNS sebanyak 36,2% responden mengikuti sosialisasi dan sisanya tidak mengikuti. Di samping itu, perihal pemahaman terhadap visi dan misi yang dibawa oleh calon presiden dan wakil presiden yang akan dipilih, pada pemilu SV UNS sebanyak 32,6% tidak memahami dan 38,6% sangat tidak memahami. Sementara itu, pada pemilu UNS, 28,7% responden tidak memahami dan 33,8% sangat tidak memahami.

Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa pada pemilu SV 2020 sebanyak 22,8% responden mengaku bahwa penyelenggaraan pemilu SV UNS 2020 sangat mudah, 26,3% mudah, 29,8% tidak mudah, dan sisanya mengatakan sangat tidak mudah. Selanjutnya berkaitan dengan tingkat efektivitas penyelenggaraan pemilu SV UNS 2020, 3,5% responden merasa sangat efektif, 33,3% efektif, 22,8% tidak efektif, dan 40,4% sangat tidak efektif. Tingginya persentase respon yang sangat tidak efektif tersebut juga disertai berbagai alasan, penyebab yang paling banyak muncul adalah karena kurangnya sosialisasi.

Pada pemilu UNS 2020, sebanyak 27,5% responden mengatakan pemilihan yang digelar sangat mudah untuk diikuti, 26,2% merasa mudah, 26,3% tidak mudah, dan 20% lainnya sangat tidak mudah. Tingkat efektivitas penyelenggaraan pemilu UNS 2020 dinilai sangat efektif bagi 11,1% responden, 41,2% efektif, 23,8% tidak efektif, dan 21,3% sangat tidak efektif.

Berdasarkan pendapat responden yang berhasil dihimpun, dapat disimpulkan bahwa kriteria pemilu yang ideal di antaranya adalah pemilu yang melaksanakan asas Luber Jurdil, melibatkan warga kampus, hingga pelaksanaan dilakukan secara luring.

Dengan terlaksananya pemilu UNS dan pemilu SV UNS 2020, responden menilai ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki. Aspek-aspek yang paling banyak disinggung mengenai perbaikan sosialisasi, penyederhanaan sistem pemilihan, dan penyelenggaraan pemilu dibuat lebih menarik.

Adapun saran dari responden untuk pemilu SV UNS yang akan datang yakni dapat dilaksanakan secara luring dan adanya perbaikan dalam sosialisasi pemilu. Sementara itu, harapan ke depannya agar pemilu SV UNS dapat menjadi lebih baik lagi.

Berdasarkan riset terebut dapat diketahui umpan balik yang diberikan mahasiswa UNS mengenai penyelenggaraan pemilu UNS dan SV UNS 2020. Semoga dengan adanya pendapat mahasiswa UNS dan SV UNS mengenai pemilu 2020 yang telah terlaksana dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pemilu yang akan datang.

Data: Tim Riset LPM Kentingan
Penulis: Hasna Okta Mufida
Editor: Aulia Anjani
Infografis: Sheilla Fitri Honey

Editorial : NOKTAH YANG TERTINGGAL
Laporan 1: WARNA KELABU PEMILU DARING
Laporan 2: PEMILU UNS 2020: POLEMIK DAN KLARIFIKASI
Laporan 3: PESTA DEMOKRASI PERDANA DI SEKOLAH VOKASI
Riset: UMPAN BALIK MAHASISWA TERHADAP PEMILU UNS DAN SV UNS 2020