Senin (3/1), Pemilihan Raya 2022 yang diselenggarakan oleh KPU UNS telah sampai pada tahap uji publik yang pertama. Uji publik bertujuan untuk menguji kompetensi dan integritas calon ketua Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa (MWA UM) dan calon presiden BEM beserta wakilnya pada periode kepengurusan 2023. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring dengan partisipan kurang lebih 100 orang melalui platform Zoom Meeting yang dipandu oleh Evelyn Purwaningsih sebagai moderator dan menghadirkan 2 orang panelis, yaitu Sunny Ummul Firdaus dan Usamah Abdul Hanif. Acara ini terbagi menjadi 3 sesi yang berkelanjutan.
Pada sesi pertama, masing-masing calon pemangku jabatan diberikan waktu 15 menit untuk memaparkan rancangan besarnya. Calon Ketua Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa UNS 2023, M. Khairil Ibadu Rahman atau akrab disapa Ibad, mempresentasikan grand design miliknya yang bertajuk “Kreasi Kebaikan Melangkah Pasti” dengan visi dan misi yang ia gaungkan yaitu “Memperkuat peran dan strategi MWA UM UNS yang sinergis dan transparan dengan empat semangat nilai: aspiratif, responsif, progresif, dan proaktif”. Ibad juga menjabarkan asas bergerak sinergis MWA UM dengan pemangku kepentingan di kampus dan transparansi hasil kebijakan atas keresahan mahasiswa. Ibad kemudian menerangkan tentang tiga langkah unggulan MWA UM UNS pada periode 2023 meliputi pengawalan kebijakan dan peraturan kampus, pengawalan sarana prasarana, serta pengawalan pembangunan gedung kampus.
Penjelasan grand design berikutnya oleh pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM, Hilmi Ash Shidiqi (Hilmi) dan Rizkyatna Candra (Candra) yang mengusung judul “Lentera Asa” dengan visi “Menjadikan BEM UNS sebagai wadah perjuangan aktif, partisipatif, dan kolaboratif untuk kemajuan keluarga besar mahasiswa UNS dan Indonesia”. Visi tersebut diikuti dengan enam misi, yakni:
1. Mewujudkan sistem kerja organisasi yang bersifat humanis dan profesional sebagai ruang aktualisasi dan dinamika;
2. Membangun basis relasi dan kemitraan dengan organ, lembaga, dan pemangku kepentingan secara kolaboratif dan inklusif;
3. Menciptakan ruang untuk mengembangkan potensi minat dan bakat bagi mahasiswa UNS yang suportif dan apresiatif;
4. Memaksimalkan layanan advokasi yang tepat dan cekatan berlandaskan pada kesejahteraan mahasiswa;
5. Menghadirkan pergerakan mahasiswa yang progresif edukatif dan sistematis dalam pengawalan isu kampus, daerah, dan nasional;
6. Mengabdikan organisasi untuk mahasiswa dan masyarakat yang bersifat people center development, partisipatif, empowering, dan sustainable;
Hilmi dan Candra juga mengungkapkan terkait 11 program unggulan yang dicanangkan BEM UNS untuk periode kepengurusan 2023, yaitu sebagai berikut:
1. Quick Response Advocacy (QRA)
2. UNS Career Week
3. Mental Health Week
4. Hotline BEM
5. Pagelaran budaya
6. Latihan kepemimpinan
7. UNS Charity
8. UNS Peduli Sampah
9. Optimalisasi kanal kehilangan
10. Penanaman pohon
11. Bunga Rampai Kajian BEM UNS
Memasuki sesi kedua, calon ketua MWA UM, capres dan cawapres BEM harus menjawab pertanyaan yang telah disediakan oleh pihak penyelenggara dalam waktu 6 menit. Terdapat satu isu topik wajib yang harus dijawab oleh para calon, dan tiga isu topik pilihan yang berbentuk opsi untuk nantinya para calon memilih salah satu pertanyaan untuk dijawab.
Kemudian pada sesi ketiga, dilangsungkan diskusi antara para calon dengan panelis. Diskusi dipantik melalui pertanyaan yang diajukan oleh panelis kepada para calon. Sunny, Panelis 1, memberikan pertanyaan kepada calon ketua MWA UM terkait dengan landasan hukum pembentukan MWA UM, wewenang, dan tugasnya. “Menurut saya, anggota MWA itu harus tahu bahwa dia dasar hukumnya menjadi MWA itu di mana dan di pasal berapa,” ucap Sunny memberikan feedback atas jawaban Ibad yang saat itu belum dapat menyebutkan dan menjelaskan pasal yang berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan. Lebih lanjut, diskusi ini berjalan dengan membahas berbagai dinamika yang terjadi di lingkungan kampus dengan menggali pengetahuan dari para calon itu sendiri. Misalnya pertanyaan bagi capres dan cawapres BEM tentang perbedaan pendapat mahasiswa seperti biaya jas almamater UNS yang dimasukkan ke dalam biaya UKT atau sebaliknya, pelaksanaan advokasi, hingga strategi komunikasi antara BEM dengan mahasiswa.
“Ranah-ranah yang BEM UNS lakukan itu pada pengadvokasian dan pengaudiensian yang mengakomodir keresahan-keresahan mahasiswa dan melibatkan elemen-elemen lain, berkolaborasi dengan lembaga-lembaga eksekutif lain,” terang Hilmi di tengah keberlangsungan diskusi.
Setelah sesi ketiga berakhir, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara audiens dengan para kandidat. Pada kesempatan ini, audiens secara aktif mengajukan pertanyaan seputar sarana prasarana kampus, masalah gedung dan anggarannya, hingga yang paling sederhana, buku bacaan yang baru-baru ini dibaca oleh para calon. Uji publik yang pertama ini selesai sekitar pukul 13.00 WIB setelah ditutup dengan closing statement yang diberikan oleh para calon.
Penulis: Shalsabilla Rizna Naulia Putri dan Alifia Nur Aziza
Editor: Sabila Soraya Dewi