UNS memiliki banyak mahasiswa yang kreatif dalam berbagai bidang, contohnya dalam bidang perdagangan. Mahasiswa UNS tidak hentinya berinovasi untuk mengembangkan bisnis, namun banyak pula yang tidak memiliki wadah yang pas untuk mendukung kegiatan positif tersebut. Alasan inilah yang membuat Dian dan kawan-kawannya tergerak untuk membentuk UNS Market Expo yang bergerak dalam penataan pedagang di UNS dan sekitarnya.
“UNS kebanjiran permohonan perijinan untuk tempat berdagang karena mahasiswa yang memproduksi barang dagangan makin banyak. Maka dari itu, kami mendirikan UNS Market Expo ini untuk memberi alternatif baru bagi mahasiswa yang memiliki barang dagangan yang inovatif dan berkualitas”, ujar Dian Nurma, Ketua Panitia UNS Market Expo saat ditemui pada Grand Opening Sunday Market, Minggu (10/3).
Dalam pelaksanaannya UNS Market Expo ini tidak hanya mewadahi mahasiswa yang ingin berdagang saja, namun juga mewadahi pedagang-pedagang di luar UNS. Hal ini disambut gembira oleh para pedagang karena mereka merasa diberi tempat yang layak. Pedagang yang sudah tergabung dalam UNS Market Expo diberi tempat di halaman Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS.
“Saya senang kalau pedagang diberi tempat seperti ini. Jadi tidak digusur lagi. Apalagi tempatnya bagus dan cerah. Semoga UNS bisa menjadi universitas yang bersih, rapi, dan indah,” kata Nani, penjual es teler yang sudah bergabung dalam Sunday Market.
Apalagi, Dian mengatakan bahwa Sunday Market tidak berhenti di sini saja, namun juga akan membuka enam spot yang tersebar di seluruh UNS. Barang yang dijual pun bukan hanya makanan, namun juga aksesoris.
Kegiatan ini pun didukung penuh oleh Rektor UNS, Prof. Dr. H. Ravik Karsidi, M.S, seperti yang beliau ungkapkan dalam peresmian Sunday Market. “Jajanan di sini bersih dan sehat, jadi jangan ragu-ragu untuk membeli di Sunday Market karena kualitasnya memang terjamin. Kegiatan positif seperti ini semoga dapat terus berlangsung,” jelasnya.
Grand Opening ini pun ditutup dengan penyerahan payung dari Rektor UNS kepada perwakilan pedagang, sebagai simbol bahwa payung adalah pelindung dari panas dan pelindung di masa-masa sulit dalam proses usaha. (Noorma)