Masih dalam rangkaian perayaan Dies Natalis UNS yang ke-47, pada Hari Rabu (15/03), Universitas Sebelas Maret menyelenggarakan talkshow Nasional yang bertajuk #DemiIndonesia Hebat di Auditorium G.P.H Haryo Mataram UNS. Rangkaian acara ini merupakan program kolaborasi antara UNS dengan Detikcom yang meliputi kegiatan #DemiIndonesia Hebat, #DemiIndonesia Siap Kerja, dan #DemiIndonesia Bahagia.
#DemiIndonesia Hebat edisi Solo merupakan acara pertama Detikcom yang dilaksanakan di luar Jakarta. Acara ini menghadirkan tokoh-tokoh penting dan inspiratif yang menjadi panutan generasi muda zaman sekarang, seperti Gibran Rakabuming Raka (Walikota Surakarta), GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo (KGPAA Mangkunagoro X), Cinta Laura Kiehl (Influencer), dan Alfito Deannova (Pemimpin Redaksi Detikcom). Sayangnya, dua tokoh penting lain yang berhalangan hadir. Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah) tidak dapat hadir karena harus menghadiri Musrembang sedangkan Erick Thohir (Ketua Umum PSSI) harus menghadiri Kongres FIFA di Rwanda.
Acara diawali dengan proses registrasi di halaman depan auditorium. Total dari peserta mencapai sekitar 2500 orang. Peserta juga diberikan nomor undian, mereka berkesempatan untuk mendapatkan doorprize berupa sepeda, air conditioner, dan air purifier. Tidak hanya itu, beberapa peserta yang memberanikan diri untuk bersuara juga mendapatkan merchandise sebagai kenang-kenangan. Bersamaan dengan kegiatan offline tersebut, Detikcom juga melakukan siaran langsung yang ditayangkan di program live Detik Pagi.
Acara inti dimulai pada pukul 10.00 WIB, peserta disambut meriah oleh MC Budi Ari Putro dan Ari Putra. Pada pembukaan acara, semua yang berada di auditorium menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan khidmat. Setelah itu, dilanjutkan dengan sambutan dari Presiden Indonesia, Ir. Joko Widodo melalui video tapping dan dari Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.
Pemred Detikcom, Alfito Deannova, dalam sambutannya, menuturkan harapan dan tujuan diadakannya event ini, “Acara ini bukan hanya sekadar event semata, tetapi merupakan gerakan yang diinisiasi Detikcom guna mewujudkan Indonesia yang maju, unggul, demi cita-cita Indonesia Emas 2045 yang dimulai dari pengembangan anak muda.” Value yang diharapkan dari acara ini, menurut Alfito adalah agar generasi muda mampu berpikir secara lebih rasional tentang apa saja peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat. Utamanya, di masa-masa ini yang menjadi tahun politik panas menuju pesta demokrasi tahun 2024. Diharapkan generasi muda Indonesia bisa lebih kondusif dan mampu menahan diri untuk tidak menimbulkan perpecahan atau konflik apa pun sesama warga negara. Karena bagi Alfito, demokrasi adalah sebuah keniscayaan.
Mengusung sub-kegiatan yang berjudul “Demi Indonesia Hebat”, ketiga pembicara memberikan informasi secara lebih mendalam mengenai bidang keilmuan masing-masing. Walikota Surakarta, sebagai salah satu pemimpin muda bertalenta, menjelaskan sistem kepemimpinannya yang berorientasi pada hasil, “Kita patut bersyukur, pertumbuhan ekonomi Kota Solo dari tahun ke tahun semakin meningkat, apalagi di tengah terpaan pandemi COVID-19 yang membuat beberapa sektor perekonomian lumpuh untuk sementara waktu. Perekonomian Kota Solo yang pada awalnya minus 1,24%, kemudian tumbuh menjadi 4%, dan sekarang naik lagi menjadi 6%, di atas rata-rata Provinsi Jawa Tengah, bahkan Nasional.”
Walikota Surakarta itu juga menambahkan, ada 17 prioritas titik pembangunan di Surakarta. Beliau pun menekankan betapa pentingnya peran generasi muda dalam memanfaatkan berbagai fasilitas yang telah disediakan dan turut meramaikan pariwisata di Surakarta. Pemkot Solo akan terus berupaya untuk menambah fasilitas dan kegiatan-kegiatan yang menunjang pengembangan masyarakat dan perekonomian. Apalagi sebagai salah satu penyelenggara Piala Dunia U-20, Walikota Surakarta mengharapkan Kota Surakarta berada dalam kondisi yang stabil dan kondusif.
Pembicara kedua, yaitu Gusti Bhre sebagai pemimpin muda yang berbudaya, menyampaikan peran anak muda dalam menghadapi kegagalan dan senantiasa beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. “Kegagalan merupakan hal yang biasa. Sebagai anak muda jangan takut untuk gagal. Jadilah anak muda dengan pikiran dan pandangan yang terbuka,” pesan Gusti Bhre.
Tidak ketinggalan, Cinta Laura juga membagikan kisah hidupnya sebagai influencer yang telah berkarir selama kurang lebih 16 tahun. Dia menceritakan perjuangannya sejak kecil hingga saat ini demi menggapai impiannya. Sebagai seorang aktivis sosial, Cinta Laura mendorong agar generasi muda bisa lebih peka terhadap isu-isu terkini. Dalam pemaparannya, dia membagikan pesan untuk perempuan Indonesia, “Satu-satunya hal yang aku minta dan harapkan adalah agar perempuan di negara ini sadar bahwa mereka memiliki pilihan, memiliki hak atas hidup mereka sendiri dan di mata hukum setara dengan laki-laki, karena pada akhirnya, kita semua sama-sama manusia.”
Prof Jamal juga memberikan wejangan bagi mahasiswanya untuk terus selalu berusaha keras dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita, “Keberhasilan dan kegagalan itu ibarat keping uang. Serta bagaimana kita mengambil hikmah dalam kehidupan. Tak ada orang yang hidup tanpa mengenal kegagalan. Maka, perjuangan harus terus dilakukan. Dilakukan dengan kerja keras saja belum tentu berhasil, bagaimana kalau tidak?”
Selanjutnya, acara diselingi dengan kegiatan diskusi dan tanya jawab. Ada banyak peserta yang mengacungkan tangan untuk bertanya. Namun, karena waktu yang terbatas, hanya ada 4 mahasiswa dari FKIP, Sekolah Vokasi, dan FISIP yang terpilih mengajukan pertanyaan kepada narasumber terkait keresahan sebagai generasi muda dan tips-tips dalam mengembangkan potensi diri.
Salah satu dari mahasiswa yang bertanya adalah Jalu, mahasiswa dari jurusan Pendidikan Bahasa Jawa, FKIP. Ketika ditanya tentang harapan dan cita-citanya untuk Indonesia, dia dengan lantang menjawab, “Harapan saya bagi Indonesia adalah bisa mendapatkan kemerdekaan yang sejati. Kemerdekaan tidak hanya berarti bahwa kita sudah lepas dari tangan penjajah. Lebih daripada itu, bagi saya kemerdekaan yang hakiki adalah ketika ibu-ibu dan bapak-bapak pedagang di pasar bisa menjajakan dagangannya dengan aman demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan anak-anak Indonesia bisa mendapatkan pendidikan yang layak.”
Hal yang sama diutarakan oleh Cindy, mahasiswi FKIP yang juga turut menyuarakan harapannya bagi Indonesia, “Yang pertama, semoga perekonomian di Indonesia bisa lebih berkembang lagi. Yang kedua, tingkat korupsi, walaupun sulit untuk diberantas hingga ke akar-akarnya, tetapi paling tidak Indonesia bisa menegakkan hukum yang pantas bagi para koruptor, dan dengan itu korupsi bisa diminimalisasi. Dan yang ketiga, saya berharap pendidikan di Indonesia bisa jauh lebih bermutu, didukung oleh pendidik yang kompeten di bidangnya, sehingga mampu membawa peserta didik menjadi generasi yang unggul di masa depan.”
Sebagai penghargaan atas antusiasme para peserta yang telah hadir, di akhir acara Detikcom membagikan merchandise-merchandise yang telah disediakan secara acak untuk peserta yang telah mengumpulkan kuponnya. Tepat pada pukul 12.26 WIB, acara berakhir dan peserta berjalan dengan tertib keluar dari auditorium.
Dengan adanya acara #DemiIndonesia Hebat, diharapkan event-event yang sama di masa depan akan mampu memberikan wadah aspirasi bagi mahasiswa untuk selalu menjadi generasi muda yang adaptif dan kreatif di era modernisasi dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada.
Penulis: Icha Salsabila dan Aldini Pratiwi
Editor: Julia Tri Kusumawati