Source: IMDb

SAJIAN KONSEP PERANG YANG BERBEDA

Judul		: 1917
Sutradara	: Sam Mendes
Tahun Rilis	: 2020
Durasi		: 110 Menit
Produksi	: Universal Pictures

Pertengahan Januari 2020 Universal Pictures merilis film 1917 garapan Sam Mendes. Film tersebut mengangkat pertempuran antara Inggris dengan Jerman pada Perang Dunia I. 1917 menceritakan dua prajurit muda Inggris Batalion Delapan bernama Kopral Schofield (George McKay) dan Kopral Blake (Dean-Charles Chapman). Keduanya mendapat tugas dari Jendral Erinmore untuk menghentikan serangan yang akan dilakukan pasukan Batalion Dua di Corisilles yang berjumlah 1.600 prajurit termasuk saudara Blake. Penghentian serangan itu dilakukan agar Batalion Dua tidak masuk ke perangkap tentara Jerman yang telah direncanakan sebelumnya.

Blake yang ambisius segera bergegas melaksanakan perintah dari Jendral Erinmore. Berbeda dengan Schofield, ia ingin menunggu malam hari untuk pergi ke Corisilles karena harus melewati wilayah kekuasaan Jerman. Apabila mereka pergi saat itu juga, mereka berdua akan dilihat tentara Jerman.

Blake tidak peduli dengan omongan Schofield, Blake harus segera berjalan ke Corisilles karena waktu tempuh pergi ke sana memakan waktu maksimal delapan jam. Apabila menunggu maka akan membuang waktu yang banyak. Di sisi lain, tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena kata Jendral Erinmore pasukan Jerman sudah meninggalkan wilayah kekuasaan. Schofield terpaksa menuruti omongan Blake untuk menuju ke Corisilles. Mereka berdua harus melintasi wilayah Jerman yang penuh dengan jebakan.

1917 menyajikan film perang yang berbeda dengan film perang lainya. Tidak banyak adegan pembunuhan dalam film ini. Film 1917 punya premis yang sederhana bukan pada kekerasan dan saling bunuh. Pembeda lainnya adalah 1917 mengadopsi konsep one shot yaitu kamera yang terus mengikuti dan teknik editing menyamarkan setiap potongan agar film muncul sebagai satu urutan yang tidak terputus. Pementasan yang cerdas dan komposisi yang luar biasa membantu film 1917 menampilkan sinematografi yang epik. Film 1917 ini sangat minim sekali CGI.

Konsep one shot memang bukan konsep yang baru dalam dunia film. Terdapat beberapa film terkenal yang juga menerapkan teknik one shot, seperti film Birdman (2014) dengan konsep one shot membuat penonton seolah-olah merasakan menjadi pemain teater. Victoria (2015) yang menggunakan one shot dan membuat layar tidak berkedip selama 140 menit.

Teknik editing yang baik membuat film 1917 yang menggunakan konsep one shot seolah-olah terlihat syuting tanpa di-cut. Hal tersebut memang sangat luar biasa dan film-film yang menggunakan konsep one shot perlu diapresiasi. Selain konsep film yang sangat memukau, saya juga salut kepada aktor yang memerankan karakter dalam film 1917.

George McKay pemeran Schofield sebagai seorang pemuda yang setia dalam melakukan tugasnya. Tidak peduli apa yang didapat setelah menjalankan tugas. Karakter Schofield tidak tersenyum banyak, ini adalah karakter yang sangat antik menurut saya. Selain itu, Chapman pemeran Blake sebagai seorang pemuda yang ambisius dan sangat menyayangi keluarga. Hal itu terbukti ketika keputusan Blake segera menyelamatkan saudaranya. MacKay, Chapman, dan pemain pendukung lainnya bahkan tampil tanpa cacat. Mereka berulang kali melakukan rehearsal di set film bersama kru produksi dan memastikan dialog mereka tidak akan salah.

Film 1917 juga tak luput dari penghargaan-penghargaan besar. Adapun ketika di British Academy Film Awards (BAFTA) 2020, 1917 menyabet tujuh penghargaan sekaligus di mana salah satunya memenangkan nominasi film terbaik. Pada Golden Globe Award, 1917 memperoleh penghargaan film drama terbaik. Selain itu, juga memenangkan sinematografi terbaik di Satelite Award. Terakhir yang paling bergengsi menyabet penghargaan Oscar Award 2020 untuk kategori efek visual, sinematografi, dan juga tata suara terbaik.

Penulis: Adien Tsaqif Wardhana
Editor: Aulia Anjani