Foto: Lutfiyatul Khasanah/ LPM Kentingan

Peringatan Ulang Tahun Ke-77 Republik Indonesia di UNS: Dari Berikan Beasiswa Hingga Hadirkan Juru Bahasa Isyarat

Rabu (17/8) Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) kembali menggelar upacara secara luring untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Upacara kemerdekaan yang dilaksanakan di lapangan pusat Gedung dr. Prakosa UNS, dihadiri oleh jajaran sivitas akademika UNS dan berlangsung secara khidmat.

Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, dalam kesempatan ini menjalankan tugasnya sebagai pembina upacara. Sekretaris Senat Akademik, Prof. Ari Handono Ramelan membacakan Teks Pancasila. Sementara itu, Sekretaris Majelis Wali Amanat, Prof. Tri Atmojo Kusmayadi berperan membacakan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Melalui Sambutan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang dibacakan oleh pembina upacara, Nadiem Makarim mengimbau kepada seluruh masyarakat terutama mereka yang berperan dalam pendidikan Indonesia untuk terus melanjutkan perjuangan kemerdekaan. Hal tersebut dapat diwujudkan salah satunya dengan merdeka belajar. Merdeka belajar akan lebih banyak dimunculkan agar setiap anak di Indonesia merasakan kebebasan dalam belajar. Untuk membangkitkan kemerdekaan Indonesia, mewujudkan kemerdekaan belajar.

Pada upacara kali ini juga dilakukan penyerahan beasiswa kepada para mahasiswa berprestasi dari berbagai fakultas di UNS. Pemberian dilakukan secara simbolis oleh Prof. Jamal kepada 14 perwakilan mahasiswa. Pemberian beasiswa ini diharapkan dapat mendukung mahasiswa untuk terus berprestasi. Selain itu, terdapat satu hal menarik pada upacara HUT Ke-77 RI ini, yaitu keikutsertaan perwakilan juru bahasa isyarat. Berdampingan dengan paduan suara Voca Erudita UNS, para juru bahasa isyarat ini turut menyanyikan lagu Nasional dengan bahasa isyarat. Kehadiran mereka dalam upacara kali ini menunjukan peran nyata UNS sebagai kampus yang inklusif dan ramah terhadap difabel. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa, Maya, sebagai salah satu petugas juru bahasa isyarat menyatakan bahwa bahasa Indonesia tidak dapat serta merta diartikan perkata. “Bahasa Indonesia tidak dapat diartikan langsung perkata, melainkan yang diartikan adalah maknanya,” ungkapnya.

Keberhasilan upacara dalam rangka HUT Ke-77 RI tidak lepas dari peran serta semua pihak yang terlibat. Petugas pengibaran bendera Juslan, Rizal, dan Nur Awaludin yang merupakan mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga mengaku bangga dan puas akan upacara Kemerdekaan RI pada pagi hari itu. “Dengan persiapan kurang lebih 2 bulan, feel yang didapat hingga hari ini sangat terasa, yaitu rasa kekeluargaan antar anggota paskibra. Harapan kami semoga kedepannya UNS semakin sukses dan Indonesia maju,” ujar ketiganya.

Penulis: Nurlaila Djamal dan Lutfiyatul Khasanah

Editor: Rizky Fadilah