Selasa (31/10), sekelompok mahasiswa UNS menggelar aksi peringatan dua tahun meninggalnya Gilang Endi, mahasiswa K3 SV UNS yang tewas akibat kekerasan ketika mengikuti diklat Resimen Mahasiswa (Menwa) Oktober 2021.
Aksi merawat ingat ini dilaksanakan sekitar pukul 17.00 WIB di gerbang depan UNS. Aksi ini diikuti oleh BEM seluruh UNS, perwakilan UKM di UNS, serta mahasiswa-mahasiswa yang menolak lupa kejadian dua tahun silam. Peringatan kematian GE (Gilang Endi) ini dibuka dengan penyampaian keresahan-keresahan dan orasi dari berbagai lembaga mahasiswa dan perwakilan keluarga, selanjutnya penyalaan lilin kemudian ditutup dengan doa bersama.
Menurut Farhan Subagyo, salah satu perwakilan Mahasiswa K3 SV UNS, tujuan utama dari aksi ini adalah untuk mengingat dan memberikan peringatan bahwa jangan sampai ada GE yang lain.
“Kami ingin menwa itu supaya dibubarkan, namun sebetulnya tujuan utama adalah kita ingin mengingat dan menolak Iupa, jangan sampai ada GE GE selanjutnya, jangan sampai kasus ini dilupakan oleh mahasiswa,” ujar Farhan
Dalam orasi-orasi yang disampaikan Selasa kemarin, banyak teman-teman yang menyayangkan putusan hukuman 2 tahun penjara dengan biaya administrasi Rp 2.500 pada tersangka.
Kekecewaan kepada kampus yang abai pada kasus ini juga diutarakan teman-teman GE. Salah satu perwakilan dari fakultas MIPA menyatakan bahwa kampus acuh terhadap kasus ini, dilihat dari selama perjalanan persidangan tidak ada pengawalan dari kampus. Beliau juga merasakan ada keberpihakan kampus terhadap Menwa. Menurut historis kasus kematian karena kekerasan ini sudah pernah terjadi sebelumnya, tetapi kampus tidak mengambil tindakan untuk membubarkan Menwa, melainkan hanya diberhentikan sementara.
Farhan pun menyetujui bahwa kampus abai akan kasus ini, “Hingga saat ini rektorat belum ada tanggapan, saat masa-masa kasus ini terjadi pun, dari rektorat hanya seakan-seakan sudah masuk ke hukum, jadi sudah seperti lepas tangan.”
Banyak pihak yang menyayangkan sikap abai kampus terhadap kasus GE. Kampus seharusnya menjadi tempat yang aman dan mendukung bagi para mahasiswa, bukan tempat di mana kekerasan dibiarkan terjadi.
Farhan juga menuturkan bahwa seluruh BEM di UNS akan terus mengawal dan mengawasi pergerakan Menwa yang saat ini masih dibekukan dan belum dibubarkan. Ia pun dengan tegas menyatakan ‘kami’ tidak akan melupakan kasus ini.
“Dari BEM sendiri akan terus melihat perkembangan kasus ini seperti apa dan kita akan terus melihat perkembangan Menwa selanjutnya, jangan sampai Menwa melakukan hal yang sama, dan kami akan terus merawat ingat kasus ini hingga kapanpun.” Tutur Farhan.
Farhan juga menyampaikan harapannya untuk seluruh organisasi yang ada di UNS, “Harapan dari kita untuk semua organisasi yang ada di UNS, ya kita stop lah menggunakan kekerasan, kriminalitas, represifitas, atau apapun itu. Disini kita bersama-sama menciptakan ruang yang aman bagi seluruh mahasiswa, tidak hanya mahasiswa tetapi seluruh civitas akademika.”
Penulis : Syallom A.C.P
Editor: Diah Puspaningrum