Surakarta – Komisi Pemilihan Umum (KPU) FISIP UNS menggelar pemilihan raya untuk calon eksekutif dan legislatif tingkat fakultas di Public Space 2 FISIP UNS. Acara ini dilaksanakan dua hari, mulai dari Senin (26/2/2024) hingga Selasa (27/2/2024). Mereka yang berhak menjadi pemilih dalam pemilu ini adalah mahasiswa S1 FISIP UNS angkatan 2020 s.d 2023. Dilaksanakan dalam rangka reorganisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Mahasiswa (Dema) FISIP UNS, kegiatan ini berjalan dengan kondusif.
KPU FISIP UNS telah mempersiapkan pemilu ini semenjak awal tahun, tepatnya Rabu (3/1/2024). Awalnya, pemungutan suara dijadwalkan pada Senin (19/2/2024), tetapi terjadi penyesuaian jadwal sehingga harus mundur hingga Senin pekan selanjutnya (26/2/2024). KPU FISIP UNS menyatakan bahwa pemilu ini tidak terafiliasi dengan Pemilihan Umum Raya UNS 2023. Selain itu, KPU dan Panwaslu yang dibentuk oleh Dema FISIP UNS juga merupakan badan yang independen dan tidak terafiliasi pula dengan pihak tertentu.
Sama seperti tahun 2023, pemilu FISIP UNS kali ini kembali mengusung calon tunggal, Amalia Putri Ayoni, untuk bakal fungsionaris tertinggi eksekutif (presbem). Menurut Farras Salsa Nabila, Ketua KPU FISIP UNS, fenomena melawan kotak kosong selama dua tahun berturut-turut merupakan buntut dari menurunnya iklim politik di kalangan mahasiswa FISIP UNS.
“Sayang banget yang nyalon cuma satu, doang. Gairah buat pemilu jadi lemah menurutku. Jadi, kan, kalau ada dua atau tiga capres bisa kampanye dan mungkin gairah buat politiknya semakin tinggi. Apalagi kita habis pemilu capres. Mungkin bisa lebih baik kalau calonnya lebih dari satu, enggak calon tunggal aja,” tutur Farras ketika ditemui pada Senin (26/2).
Berlawanan dengan hal itu, calon legislatif Pemilu FISIP UNS 2024 ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang berjumlah satu calon menjadi tujuh calon. Kendati demikian, Farras tetap mengharapkan adanya peningkatan iklim politik FISIP UNS secara holistik.
Penulis: Julia Nita Sifa Prabarani
Editor: Aldini Pratiwi