Srisasanti Syndicate menggelar Pameran Lupakan Wianta yang akan resmi dibuka pada Jumat (7/6/2024) di Galeri R.J Katamsi ISI Yogyakarta. Pameran ini merupakan pemanunggan arsip dari karya perupa asal Bali, I Made Wianta. Perupa tersebut diangkat dalam penyajian kali ini karena merupakan tokoh yang berperan penting dalam transisi seni rupa tradisional Bali ke seni kontemporer.
Lupakan Wianta sebenarnya sudah diinisiasi sejak pandemi Covid-19. Eddy Prakoso (founder Srisasanti) dan Wahyudin (kurator) menjadi mastermind dalam terlaksananya pameran ini. Mereka melakukan riset dan juga mengkurasi ribuan karya Wianta dengan bantuan keluarga perupa tersebut.
Pameran Lupakan Wianta menyajikan berbagai karya seperti lukisan, sketsa, art performance, dan foto. Selain itu, ada pula sembilan linimasa kehidupan seni I Made Wianta dari 1979-2020 (wafat) yang ditampilkan. Pers konferens juga bersamaan dengan launching buku yang memiliki tajuk yang sama dengan pameran, Lupakan Wianta.
Pengarsipan karya menjadi sorotan utama dalam pameran ini. Hal tersebut karena karya seni membutuhkan ruang simpan yang besar, tetapi tidak semua perupa memiliki fasilitas tersebut. Penyelenggara melihat bahwasanya ini adalah salah satu problem di dunia seni Indonesia. Oleh karena itu, pengarsipan karya menjadi alternatif penyelesaian masalah tersebut.
“Untung saja Made Wianta punya kesadaran sebelumnya untuk mendokumentasikan,” tutur Wahyudin dalam konferensi pers.
Pengambilan judul “Lupakan Wianta” sebagai tajuk dari pameran merupakan metafora dari kondisi ingatan manusia. Lebih lanjut, tajuk tersebut juga merupakan sebuah ironi atau sarkas atas apresiasi karya yang begitu pendek. Pameran ini secara terbalik ingin mengajak publik dan pemangku kepentingan untuk lebih menghargai jasa dan karya dari para seniman.
“Ingatan kita begitu pendek, tidak banyak catatan dan dokumentasi yang memungkinkan kita untuk mempertautkan diri dengan si perupa,” jelas Wahyudin lebih lanjut ketika menjelaskan kondisi dunia seni Indonesia.
Wahyudin turut membagikan perjalanannya ketika menulis buku Lupakan Wianta. Tidak ada kendala krusial yang ia hadapi karena kemelekan Wianta terhadap pengarsipan karya. Namun, tata kelola arsip yang masih tercecer cukup membuatnya tertantang. Pun di lain sisi, menurut Wahyudin, ceceran tersebut masih menyediakan kemungkinan yang besar untuk diteliti dan diangkat menjadi karya di lain waktu.
Lupakan Wianta merupakan tahun ketiga kolaborasi Srisasanti Syndicate dengan Galeri R.J Katamsi. Keberlanjutan ini merupakan komitmen dari Srisasanti Syndicate terhadap edukasi seni.
“Topik yang kita angkat biasanya tidak masuk ke dalam materi SKS, tidak populer juga, tetapi sebenarnya krusial. Harapannya, kolaborasi ini bisa menjadi sarana edukasi,” ungkap Eddy Prakoso selaku founder Srisasanti.
Diselenggarakan selama sepekan hingga tanggal 14 Juni 2024, Pameran Lupakan Wianta juga bekerja sama dengan Bank UOB sebagai sponsor utama. Selain itu, pameran ini juga diadakan bersamaan dengan pameran bertajuk “Tatar” yang diadakan di lantai dua Galeri RJ Katamsi dan juga pameran Playground on Playground di Galeri Srisasanti.
Penulis: Julia Nita Sifa Prabarani
Editor: Aldini Pratiwi