Menunggu Kereta dari FKIP UNS Surakarta

Mahasiswa FKIP UNS prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Pendidikan Bahasa Inggris menggelar Teater Seni berjudul “Menuggu Kereta”, Kamis – Jumat (4-5/1) di Taman Budaya Surakarta. Acara ini diselenggarakan sebagai wujud Tugas Akhir mahasiswa semester V. Pentas dimulai pukul 09.00 hingga selesai. Memed Sudaryanto selaku ketua panitia menyatakan bahwa teater ini sebagai wujud aktivitas mahasiswa kreatif dan berbudaya.

Pelaksanaan Teater Seni ini diadakan selama dua hari. Hari pertama untuk pementasan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia dan hari kedua untuk pementasan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris. Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia membawakan empat drama, salah satunya berjudul Cinta Ibunda dan Syair Karmila. Sedangkan, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris menyajikan pentas drama berbahasa Inggris dengan penampilan utama berjudul Waiting of Trains.

Tema utama dari serangkaian drama adalah Menuggu kereta dengan tambahan tema globalnya adalah Penantian. “Kami memilih tema tersebut sebagai tema global karena dari semua drama yang dipentaskan memiliki makna penantian. Dan kami merasa bahwa menunggu kereta memiliki keunikan tersendiri,” tegas Memed.

Teater Menuggu Kereta merupakan salah satu wujud kreativitas Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Ini merupakan acara tahunan sebagai tugas akhir. Biarpun berawal hanya untuk mahasiswa pendidikan Bahasa Indonesia saja, namun kini pendidikan Bahasa Inggris juga turut andil.

Acara berjalan lancar dengan animo penonton yang hadir dari berbagai kalangan, baik mahasiswa, dosen, pelajar SMA hingga masyarakat umum. “Secara keseluruhan acara berjalan dengan baik, penonton datang dari berbagai pihak. Namun kemarin sempat terjadi penundaan pementasan karena adanya upacara pemakaman Bapak Murtijono, mantan pimipinan Teater Budaya Surakarta,” ungkap Memed.

Pentas tersebut selain bertujuan sebagai bentuk tugas akhir juga wadah kreativitas mahasiswa dalam olah seni. “Kami ingin menjadikan seni teater ini menjadi wujud mahasiswa kreatif dan berbudaya. Kedepan saya berharap tidak hanya mahasiswa Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Inggris saja, namun Bahasa Jawa, Seni Rupa maupun Seni yang lainnya dapat ikut berpartisipasi menjadi satu paket pergelaran bersama”, tambahnya.

Oleh: Reka Septiara I, dkk