Proses pencarian jati diri mahasiswa sering kali membuat mereka mudah terpengaruh oleh banyak hal di sekitarnya, tanpa terkecuali mahasiswa yang bertempat tinggal di kos. Jauh dari pengawasan orang tua membuat mahasiswa kos merasakan kehidupan yang lebih bebas dibanding sebelumnya saat dekat dengan pengawasan orang tua. Kemajuan teknologi membuat mereka rentan terperosok untuk mengikuti keinginan-keinginan yang belum sempat terealisasikan. Kurangnya kesadaran mahasiswa dalam mengatur keuangan dapat membuat mereka sulit membedakan kebutuhan dan keinginan. Riset ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pola konsumtif terhadap mahasiswa kos laki-laki dan perempuan. Implikasi dalam riset ini adalah masukan kepada para mahasiswa mengenai bagaimana pola konsumtif dapat terbentuk serta penanganannya sehingga lebih bijak dalam melakukan perencanaan keuangan.
Metode
Jenis pendekatan yang digunakan dalam riset ini adalah pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa UNS yang bertempat tinggal di kos. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus lemeshow karena jumlah populasi yang tidak diketahui. Berdasarkan perhitungan jumlah sampel menggunakan rumus lemeshow, didapat total minimum sampel adalah 96 responden dengan tingkat eror 10%.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling, di mana pemilihan sampelnya didasari oleh kemudahan peneliti dalam mengakses responden. Tim Riset LPM Kentingan melakukan penyebaran kuesioner dalam rentang waktu 25–30 September 2024 kepada 126 orang.
Kuesioner dibuat menggunakan jenis pertanyaan tertutup. Kami menanyakan persepsi responden mengenai pola konsumtif mereka sebagai anak kos dalam dimensi impulsivitas, persepsi produk, gaya hidup, dan perencanaan keuangan. Dalam mengukur dimensi-dimensi tersebut, kami menyediakan jawaban berupa skala likert dari 1 sampai 4 sebagai pilihan jawaban yang dapat dipilih responden. Selanjutnya, kami melakukan scoring dan tabulasi silang terhadap jawaban responden. Pertanyaan dalam kuesioner kami valid dan reliabel untuk mengukur tingkat konsumtif mahasiswa kos di mana nilai R-hitung masing-masing indikator melebihi nilai R-tabel dan nilai Cronbach’s Alpha berada di atas 0,7.
Seberapa Konsumtif Mahasiswa Kos dalam Dimensi Impulsivitas?
Dalam dimensi impulsivitas, kami membahas perilaku responden terkait pengambilan keputusan pembelian tidak terencana yang dipengaruhi faktor eksternal seperti tren, iklan, promosi, serta pengaruh sosial (teman atau influencer). Kami mengajukan 10 pertanyaan untuk mengukur tingkat konsumtif mahasiswa kos dalam dimensi impulsivitas. Kami menyediakan jawaban berupa skala likert dari 1 sampai 4 sebagai pilihan jawaban yang dapat dipilih responden. Selanjutnya, kami melakukan scoring dan tabulasi silang terhadap jawaban tersebut dengan hasil sebagai berikut.
Berdasarkan hasil pengukuran di atas terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor laki-laki dengan perempuan. Lebih jauh, dengan melihat jumlah pertanyaan yang kami ajukan, terlihat bahwa rata-rata mahasiswa laki-laki dan perempuan menjawab pada rentang tidak setuju sampai ragu-ragu. Apabila dilakukan analisis yang lebih mendalam, rata-rata ini menunjukkan bahwa mahasiswa cenderung tidak membeli barang walaupun didiskon dan tidak mudah terpengaruh oleh soft selling promotion yang dilakukan influencer. Di sisi lain, keduanya juga menunjukkan kecenderungan untuk mempertimbangkan keputusan pembelian dengan lebih matang.
Bagaimana Persepsi Produk Memengaruhi Minat Pembelian Mahasiswa Kos?
Dalam dimensi persepsi produk, kami membahas perilaku responden berkaitan dengan cara memandang kualitas, nilai, dan citra produk ketika mengambil keputusan pembelian. Kami mengajukan 4 pertanyaan untuk mengukur tingkat konsumtif mahasiswa kos dalam dimensi persepsi produk.
Berdasarkan hasil pengukuran di atas terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor laki-laki dengan perempuan. Berdasarkan jumlah pertanyaan yang kami ajukan, terlihat bahwa rata-rata mahasiswa laki-laki dan perempuan pada rentang ragu hingga setuju. Apabila dilakukan analisis yang lebih mendalam, rata-rata ini menunjukkan bahwa mahasiswa cenderung beranggapan bahwa produk yang mahal adalah produk yang berkualitas. Selain itu, mereka merasa lebih percaya diri ketika menggunakan produk yang bermerek.
Bagaimana Mahasiswa Kos Mengatur Kebutuhan Nonesensial?
Dalam dimensi gaya hidup, kami membahas perilaku responden bagaimana mereka mengalokasikan uang mereka untuk berbagai aktivitas atau kebutuhan yang bersifat hiburan dan konsumsi nonesensial. Kami mengajukan 2 pertanyaan untuk mengukur tingkat konsumtif mahasiswa kos dalam dimensi gaya hidup.
Berdasarkan hasil pengukuran di atas terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor laki-laki dengan perempuan. Berdasarkan jumlah pertanyaan yang kami ajukan, terlihat bahwa rata-rata mahasiswa laki-laki dan perempuan menjawab pada rentang jawaban ragu-ragu. Apabila dilakukan analisis yang lebih mendalam, rata-rata ini menunjukkan bahwa mahasiswa ragu-ragu dalam menjelaskan apakah mereka menggunakan setidaknya 60% uang saku dan bantuan bulanan untuk memenuhi kebutuhan hiburan (fashion, gadget, healing, self reward). Hal ini menunjukkan kebiasaan konsumsi terkait dengan pemenuhan gaya hidup modern yang lebih banyak mengarah pada konsumsi barang dan jasa hiburan atau rekreasi dibandingkan kebutuhan primer.
Strategi Perencanaan Keuangan Mahasiswa Kos
Dalam dimensi perencanaan keuangan, kami membahas bagaimana perilaku responden dalam mengelola dan mengontrol pengeluaran serta tabungan mereka. Kami mengajukan 4 pertanyaan untuk mengukur tingkat konsumtif mahasiswa kos dalam dimensi perencanaan keuangan.
Berdasarkan hasil pengukuran di atas terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor laki-laki dengan perempuan. Berdasarkan jumlah pertanyaan yang kami ajukan, terlihat bahwa rata-rata mahasiswa laki-laki dan perempuan menjawab pada rentang jawaban setuju. Apabila dilakukan analisis yang lebih mendalam, rata-rata ini menunjukkan bahwa mahasiswa cenderung melakukan skala prioritas dalam memenuhi kebutuhan diri juga melakukan pembukuan terhadap pengeluaran secara berkala serta menerapkan batasan dalam pengeluaran harian
Mahasiswa Kos Laki-Laki dan Perempuan: Siapa Lebih Konsumtif?
Berdasarkan hasil pengujian di atas, terlihat bahwa rata-rata skor perilaku konsumsi antar mahasiswa kos laki-laki dan perempuan secara total menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda, yaitu pada kisaran angka 10. Berdasarkan hasil pengujian beda dengan metode Uji t Sampel Independen diketahui bahwa tidak ada perbedaan berarti dalam perilaku konsumsi antara mahasiswa laki-laki dan perempuan. Meskipun terdapat perbedaan kecil dalam aspek impulsivitas dan persepsi produk, hasil riset kami menunjukkan bahwa pola konsumsi antara kedua gender cenderung serupa. Secara keseluruhan, penelitian ini menekankan pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak bagi mahasiswa kos, serta perlunya perhatian lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang memengaruhi pola konsumsi mereka. Riset ini dapat menjadi dasar bagi pengaturan keuangan yang lebih baik dan relevan bagi mahasiswa, guna meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola keuangan pribadi di masa depan.
Data: Tim Riset LPM Kentingan
Penulis: Najma Nur Aini
Editor: Lutfiyatul Khasanah