Source: IG Manchester City

Manchester City Juara, Arsenal Lanjut Puasa Gelar di Premier League

Premier League atau Liga Inggris baru saja berakhir dengan Manchester City sebagai juaranya—sekaligus semakin mengokohkan posisi klub ini menjadi tak tertandingi karena predikat juara beruntun pada empat musim terakhir. Perebutan gelar juara Liga Inggris ditentukan pada pekan terakhir di mana Manchester City harus meraih kemenangan di laga pamungkas. Jika mereka seri atau kalah dari Arsenal, maka juara liga akan jatuh kepada Arsenal. Namun, pada akhirnya Manchester City berhasil menorehkan kemenangan yang gemilang, memastikan mereka tetap berada di puncak klasemen.

Tim yang diarsiteki oleh Pep Guardiola ini menutup pekan terakhir dengan kemenangan impresif 3-1 dari West Ham United di Etihad Stadium. Hasil ini kemudian membawa mereka finish dengan perolehan 91 poin dan selisih 2 poin dari peringkat dua, yaitu Arsenal. Phil Foden menyumbangkan dua gol untuk The Citizens, sementara Rodri menambahkan satu gol lagi. Satu-satunya gol untuk West Ham United dicetak oleh Mohammed Kudus.

Arsenal sebagai peringkat kedua juga sukses memenangkan laga terakhirnya melawan Everton dengan skor 2-1. Pada laga itu, The Gunners comeback dari Everton yang mencetak gol terlebih dahulu pada menit ‘40 oleh Gueye melalui tendangan bebas yang mengenai kepala dari Declan Rice. Sedangkan itu, gol Arsenal dicetak oleh Tomiyasu pada menit ‘43 dan Kai Havertz pada menit ‘89.

Dengan kegagalan Arsenal meraih gelar juara, maka Arsenal dipastikan telah puasa gelar selama 20 tahun. Tim yang dipimpin oleh Mikel Arteta ini terakhir kali menjadi juara pada musim 2003/2004. Pada musim itu, Arsenal mencatatkan prestasi luar biasa dengan memenangkan liga tanpa satu pun kekalahan, yang kemudian dikenal dengan julukan The Invincibles. Sejak musim 2003/2004, Arsenal belum pernah lagi menjuarai Liga Inggris. Pencapaian terbaik mereka hanya berada di peringkat kedua pada musim 2004/2005, 2015/2016, 2022/2023, dan 2023/2024.

Kegagalan Arsenal meraih gelar juara musim ini mencapai puncaknya pada pekan ke-33, ketika mereka kalah 0-2 dari Aston Villa di Emirates Stadium. Kekalahan ini menyebabkan Arsenal turun dari puncak klasemen ke posisi dua, sementara pada saat yang sama Manchester City memenangkan laga melawan Luton Town dengan skor 5-1 sekaligus merebut puncak klasemen.

Musim ini, Arsenal mengalami kekurangan di lini depan, yaitu tidak adanya striker yang haus akan gol. Pencetak gol terbanyak The Gunners masih dipegang oleh Bukayo Saka dengan 16 gol, sementara Manchester City memiliki sang predator sekaligus pencetak gol terbanyak musim ini di Liga Inggris, yaitu Erling Haaland yang berhasil mencetak sebanyak 27 gol. Selain itu, Manchester City juga memiliki pencetak gol terbanyak kedua dalam tim sekaligus pencetak gol terbanyak keempat musim ini, yaitu Phil Foden dengan raihan 19 gol. Perbedaan ini memberikan pengaruh yang sangat signifikan karena menunjukkan bahwa Manchester City memiliki pemain yang lebih bisa diandalkan untuk mencetak gol.

Di sisi lain, Arsenal jarang melakukan rotasi pada pemain intinya. Kedalaman skuad Arsenal sangat berbeda dalam hal kualitas pemain lapis pertama dengan pemain lapis kedua, sehingga Mikel Arteta selaku pelatih Arsenal jarang mempercayakan pemain lapis keduanya untuk menjadi starter. Contohnya pada jadwal yang sangat padat ketika Arsenal harus bermain di Liga Inggris dan Liga Champions. Arsenal jarang melakukan rotasi pada pemain utamanya. Bahkan William Saliba tercatat bermain 38 pertandingan tanpa absen pada musim ini di Liga Inggris. Hal yang sama juga terjadi pada Bukayo Saka, yang jarang digantikan meski dalam kondisi off-perform, yang sering kali bermain secara penuh dalam satu laga. Efek dari kurangnya rotasi ini sangatlah memengaruhi performa Arsenal, membuat taktik mereka sangat mudah terbaca oleh tim lawan sehingga dapat diantisipasi. Selain itu, kurangnya rotasi ini juga dapat meningkatkan risiko cedera pemain. Contohnya Bukayo Saka, pemain yang diandalkan sebagai pencetak gol sekaligus kreator serangan Arsenal ini sering terkena tekel dari tim lawan sehingga sang pemain tidak bisa bermain dengan penuh bahkan dapat absen di laga selanjutnya.

Faktor lain kegagalan Arsenal juga ada pada mentalitas pemain dari Arsenal sendiri. Mayoritas skuad Arsenal terdiri dari pemain muda yang kurang berpengalaman dalam perebutan gelar juara. Sejarah mencatat, hanya dua pemain, Oleksandr Zinchenko dan Gabriel Jesus, yang pernah merasakan trofi Liga Inggris, dan itu pun diraih ketika mereka masih bermain untuk Manchester City. Kurangnya pengalaman ini membuat Arsenal tidak mampu memaksimalkan potensinya dalam situasi krusial.

 

Penulis: Muhammad Fikri Haikal

Editor: Aldini Pratiwi