Lady “Kontroversial” Gaga

Setahun terakhir ini banyak penyanyi internasional yang mengadakan konser di Indonesia. Mulai penyanyi pendatang baru sampai penyanyi yang memang sudah terkenal sejak lama. Promotor-promotor semakin berani mendatangkan penyanyi-penyanyi bernama besar. Sebut saja Justin Bieber, Katy Perry, Linkin Park, Maroon 5 sampai Super Junior, dan kini promotor Big Daddy mendatangkan penyanyi dari Amerika Serikat pelantun Born This Way, Lady Gaga.

Pencekalan muncul menjelang kedatangan Lady Gaga. Gaga dinilai menyalahi adat-adat ketimuran, pasalnya busana yang digunakan dalam video clip dan saat pertunjukannya dianggap tidak cocok untuk Indonesia yang menganut budaya ketimuran.

Jika membicarakan masalah busana, sebenarnya terdapat beberapa penyanyi International yang menggunakan busana yang cukup “berani”. Bahkan tidak terkecuali penyanyi Indonesia. Tapi pencekalan sepertinya sangat gencar mengiringi Gaga ke Indonesia.

Melihat pencekalan ini memang terasa ganjil. Ditambah pihak kepolisian, sebagai salah satu pihak yang berwenang memberikan izin Gaga konser di Indonesia, tidak tegas dalam mengambil keputusan terkait masalah ini. Hal ini disebabkan banyak tekanan baik dari publik, organisasi masyarakat, dan juga dari pemerintah sendiri. Salah satu ormas, FPI bahkan mengeluarkan ancaman jika Lady Gaga tetap konser di Jakarta maka dipastikan Jakarta akan keos.

Pencekalan muncul disaat waktu hanya menghitung hari dari pelaksanaan konser. Tiket sudah terjual, peralatan konser sudah didatangkan ke Indonesia, namun tinggal satu izin yang belum terpenuhi. Pihak yang berwenang juga terlalu bimbang dalam mengeluarkan keputusannya. Pro dan kontra mulai berkembang di tengah masyarakat. Banyak masyarakat yang menilai bahwa pencekalan Lady Gaga terlalu berlebihan dan tidak pada tempatnya. Ini hanya salah satu bentuk seni dan sebagai masyarakat yang ingin mengapresiasi seni tersebut, itu hal yang sah-sah saja dilakukan. Ada pula pihak yang menilai bahwa pencekalan sangat perlu. Seni itu memang salah satu bentuk kebebasan, namun bukan berarti tidak memiliki batasan apalagi menyangkut etika dan adat suatu wilayah.

Kontroversi Lady Gaga menyedot perhatian anggota Kentingan sehingga mereka pun juga ikut mendiskusikan bagaimana nasib lady kontroversial ini. Apakah pro dan kontra memang perlu ada dalam “pesta penyambutan” kedatangan Lady Gaga? Pro dan kontra kembali menyeruak ke dalam diksusi Internal Jumat dua pekan lalu (25/05). Pihak pro pun sepakat bahwa ini kedatangan Lady Gaga sebenarnya hal biasa dan tidak akan menjadi hal yang kontroversial jika beberapa pihak dapat memandang situasi lebih arif. Artinya begini, masyarakat Indonesia memang entah bagaimana memiliki karakteristik yang sangat mudah terbakar. Masyarakat yang beraneka ragam  ini sangat peka terhadap isu yang sekiranya itu sensitif, apalagi menyangkut SARA.

 Konon, lirik lagu Lady Gaga sarat dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan adat budaya timur, khususnya Indonesia. Belum lagi, Lady Gaga merupakan salah satu artis internasional yang sarat kontroversial dan menjadi tokoh yang semangat menyuarakan legalitas bagi kaum LGBT. Hal ini bertentangan dengan apa yang ada di Indonesia. Menurut kelompok pro, hal seperti ini dapat dibicarakan baik-baik oleh pihak promotor dengan pihak Lady Gaga. Pihak promotor dapat berkompromi dengan pihak management artis dari Lady Gaga untuk membicarakan bagaimana penampilan Lady Gaga di Indonesia nantinya.

Kelompok Pro tetap berkeyakinan jika Lady Gaga pasti tetap mempertimbangkan situasi dan kondisi di mana dia akan konser. Paling tidak, dia memahami bagaimana masyarakat tempat dia konser nanti sehingga tidak terjadi kesalahpahaman, karena hal tersebut juga mempengaruhi keamanan dirinya.

Berbeda dengan yang diutarakan kelompok kontra yang tetap memandanng pencekalan Lady Gaga itu memang perlu dilakukan karena konser Lady Gaga nantinya dianggap membawa pengaruh buruk bagi masyarakat.  Menonton konser Lady Gaga maka akan menimbulkan rasa penasaran akan artis tersebut dan akhirnya mereka pun menjadi terpengaruh. Bahkan adapula yang berpendapat mengenai ajaran-ajaran yang dibawa Lady Gaga yang sangat membahayakan jika sampai menyebar di indonesia.

Baiklah, akhirnya Lady Gaga pun membatalkan konsernya di Jakarta dengan alasan keamanan. Ada juga yang mengatakan Lady Gaga tidak senang dengan segala persyaratan yang diajukan, yang dianggapnya rumit. Batalnya konser Lady Gaga bukan berarti menunjukkan pihak kontra yang menang dan pihak pro yang kalah. pembatalan konser harusnya menjadi pembelajaran bagi kita semua. Jika pembatalan dikarenakan alasan tidak sesuai dengan moral bangsa, urusan moral bukanlah urusan pemerintah semata. Jika pembatalan ini dikarenakan karena kita harus berupaya mencegah sesuatu yang buruk masuk ke negeri ini, mari kita belajar konsisten. Jangan pembatalan konser Lady Gaga hanyalah fenomena untuk sensasi saja, jika ingin perbaikan moral mulailah dari hal kecil. Tidak hanya konser berskala besar dan internasional, konser daerah seperti dangdut koplo juga patut dipertimbangkan dari segi moral juga yang sebenarnya lebih dekat dengan rakyat.

Ya, marilah kita melihat bagaimana perkembangan selanjutnya. Semoga ini benar-benar menjadi langkah baru bagi negeri ini untuk merombak moral buruk menjadi lebih baik, seperti yang diserukan sebelumnya. [](Rizka Maulida)