Foto: Dhiazwara Yusuf Dirga A.

Ketenangan Kami Hilang Sejak Oligarki Datang

2

manifestasi hidup yang serba biasa saja

menjaga marwah nasi jagung dan tiga ikan nila

bapak ibu mendekap malam dalam bingkai televisi tabung

mengais informasi dari kilas kabar miring politisi

 

apalah daya kita si warga ini

kasih jalan lelaki necis bergaun filantropi

sawah ladang jadi lahan perang

kudu siap tiap kesumat menjelaga di pematang jalan

riuh mesin yang bergeliat

air racun yang ditebar

harum pekak merangsek masuk melalui retakan tembok kamar simbok

LBH terbakar di peremperan posko

 

ibu suri baik

tahun sudah diperbaharui 

baliho-baliho pun tak ragu mengangkasa

ada diskon air baik, kah?

atau subsidi udara cerdas, kah?

pastikan, ibu suri baik

 

(Sukoharjo, 2024)


Menyemai Rusak

:mesin fotokopi WALHI 

 

grusak grusuk aku menyantap hidangan televisi dengan khusuk

menanti ayah membawa meritokrasi

dari butir jagung yang lahir

dalam rahim tanah yang berlimbah pah

sore nyaru dalam resah yang

menguar dari kepul mesin yang diperah

udara yang dijarah

 

pelataran pengadilan kau anggap 

naif 

ibu suri berkelit dari upaya pertemuan

menunggu dangdut dari pengar kepala 

DLHK yang kedut-kedut

 

simpan saja kembaliannya!

milisi yang sama menyeringai di balik 

senjata penghancur jemawa berlaraskan lidi

menjegal perangai cecurut oligarki

penebar bekas di sepanjang gorong-gorong

 

rujak. retak. rusak.

 

(Sukoharjo, 2024)

 

Serupa Gulma

 

meregang dalam belenggu keterusikan

menuntut pergolakan dari sistem yang membabi-buta

rimbun militan berkalung belati

bersiap dengan sergah merongrong nadi

menjemput oligarki sebelum menggelar pesta bikini

 

;membacakan pledoi

wahai para wali

dosa apa kami

akhir-akhir ini kami tak lebih dari kartu identitas dan amplop karbitan

dirimu enggan turba dan menjura di perempatan desa

tak lebih dari lima tahunan

mesin pencetak suara berbahan bakar upah minimum kerja

 

yang perlu kau sematkan dalam ingatan

upaya-upaya selalu tumbuh dan berbiak dari militan perlawanan

angkat kepal di angkasa

jatah bansos mengudara

 

(Sukoharjo, 2024)

 

Dhiazwara Yusuf Dirga A. Mahasiswa komunikasi, yang hidupnya serba kadang-kadang.