Selasa (21/9), BEM Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar acara “Forum Besar KBM FK UNS: Pembangunan Gimnasium” secara daring melalui Zoom Meeting dengan Dihya Khalifa sebagai moderator. Forum besar ini diinisiasi oleh BEM FK UNS dengan mengundang seluruh KBM FK UNS dari setiap ormawa dan setiap angkatan aktif di Fakultas Kedokteran.
Acara diawali dengan sambutan dari Presiden BEM Fakultas Kedokteran UNS, Misbaakhul Munir. Dalam sambutannya, Misbaakhul menyatakan bahwa pembangunan gimnasium ini harus dikawal secara bersama-sama oleh seluruh elemen mahasiswa dengan harapan masing-masing program studi bisa mendapatkan keadilannya. “Harapannya, acara malam ini bisa berjalan santai dan kita bisa berdiskusi terkait layanan sarpras yang ada di FK,” ungkap Misbaakhul.
Selanjutnya pemaparan informasi lebih lanjut mengenai pembangunan gimnasium oleh anggota Badan Eksekutif Mahasiswa bagian kajian dan aksi. Materi ini dipaparkan oleh Naufal Helmi Musyaffa selaku perwakilan BEM FK UNS. Informasi lebih lanjut mengenai pembangunan gimnasium ini didapatkan setelah melalui audiensi dengan dekanat. Naufal kembali menegaskan tujuan pengadaan forum besar ini adalah untuk menyampaikan informasi terbaru di Fakultas Kedokteran, seperti pembangunan gimnasium, laboratorium hewan, dan lain sebagainya. Selain itu, pihak FK juga terbuka dalam bertukar pikiran dari masing-masing ormawa dan mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasinya. Ia juga mengatakan bahwa hasil aspirasi ini nantinya akan diadakan audiensi lanjutan bersama dekanat Fakultas Kedokteran dan kepala program studi di luar kedokteran dalam acara yang bertajuk Tembikar.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh pihak internal, ada beberapa hal yang didapatkan salah satunya mengenai latar belakang dibangunnya gimnasium. Terdapat empat poin dari latar belakang tersebut, yaitu MFC selalu menyewa lapangan di luar untuk latihan, Cadavers terkadang menyewa GOR UNS dan lapangan di luar untuk latihan, biaya yang dikeluarkan untuk menyewa lapangan bisa sampai 4 juta, dan untuk mengajukan dana tersebut ke fakultas perlu menyusun RAB hingga menunggu dana cair. Dari poin-poin tersebut, dr. Dhoni selaku pembina MFC dan Cadavers mengusulkan pembangunan gimnasium untuk meminimalkan dana yang ada.
Terkait dana, pihak BEM FK UNS menyampaikan bahwa dana yang diberikan kampus kepada fakultas adalah alokasi umum kebutuhan rutin, seperti listrik, gaji pegawai, dan lain-lain. Kedua, dana tersebut berasal dari SPI yang digunakan untuk pembangunan institusi baik fisik maupun SDM. Adapun SPI yang masuk ke kampus kemudian didistribusikan ke tiap fakultas dengan pembagian, yaitu dana sarana dan prasarana digunakan untuk menunjang fasilitas pembelajaran, sedangkan dana kemahasiswaan digunakan untuk aktivitas yang menunjang kemahasiswaan.
Setelah melakukan pemaparan mengenai pembangunan gimnasium, pihak penyelenggara membuka sesi diskusi, baik yang ingin berpendapat maupun bertanya. Pertanyaan pertama adalah konfirmasi dari HMPD yang disampaikan oleh Fatih Haris. Ia menekankan pada bagian pembiayaan apakah gimnasium akan masuk ke bagian sarpras atau kemahasiswaan. Fatih juga bertanya apakah proposal pembangunan gimnasium bisa ditolak sewaktu-waktu atau tetap akan berlanjut pembangunannya. Kedua pertanyaan itu dijawab oleh Naufal bahwa masalah pembiayaan gimnasium masuk ke dana kemahasiswaan dan proposal tidak mungkin tertolak karena pengajuannya sudah sejak tahun lalu.
Menuju sesi diskusi yang kedua, yaitu membahas mengenai output yang diinginkan bisa terjadi di mana nantinya akan disampaikan pada dekanat. Sesi ini dipandu oleh Evandra Arga selaku pihak dari BEM FK UNS. Hanifah, mahasiswi prodi Psikologi menyampaikan keluhannya mengenai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di mana satu kelas hanya dibatasi sepuluh mahasiswa, sedangkan antusiasme mahasiswa yang ingin mengikuti PTM lebih dari itu. Selain masalah jumlah mahasiswa yang mengikuti PTM, ia juga mengeluhkan mengenai jomplangnya perhatian yang diberikan kampus pada mahasiswa yang mengikuti kuliah daring dan luring, salah satunya fasilitas yang kurang mendukung seperti mikrofon dan kamera. Keluhan tersebut kemudian ditanggapi Naufal bahwa terkait perlengkapan dan renovasi fasilitas, dana yang disiapkan adalah dari dekanat sehingga apa saja yang kurang bisa disampaikan ormawa.
Acara forum besar ditutup dengan imbauan dari Shania dan closing statement dari Misbaakhul, yaitu pembagian tautan survei Google Forms terkait keperluan masing-masing ormawa yang nantinya akan didata oleh BEM FK untuk disampaikan di Tembikar.
Penulis: Guireva Gahara N dan Dita Audina Suyanto
Editor: Aulia Anjani