Intan Nur Setya

Ingatan yang Diberkati

6

Puisi-puisi bertajuk: Ingatan yang Diberkati, Di antara Lelaluan yang Layu, dan Kita Terbakar dalam Dinginnya Hujan direka oleh Intan Nur Setya.


 

Ingatan yang Diberkati 

 

Ternyata aku jauh lebih dulu 

Kelak, saat aku kembali pulih 

mari tetap merangkai ingatan; ruang tak terjangkau

 

Ternyata, ibu menyukaimu lebih dulu 

Sayangnya, kita telah sampai

pada sekat-sekat terjauh 

 

Sebab kita hanya dua bocah gemar bercanda

Terkubur dalam kenangan 

dan aku menggalinya sepekan lalu 

mencari ingatan-ingatan yang diberkati 

tepatnya, saat dua tumpuk buku yang kau tawarkan 

melengkapi gelas-gelas bayaran yang kesepian

-aku menunggumu sejak itu, memicing asing pada lekatan yang telah usai (baca: tidak pernah usai)

(Sukoharjo, 2020)

 

Di antara Lelaluan yang Layu

 

Di bangku fakultas

Di dekat gedung paling tua

Hanya puing seperti ingatan yang berserak

 

Dari jendela lantai dua dan setarik napas yang tumpas

tandas dalam pria berambut musim semi yang gugur

beraroma pascahujan yang nihil

 

Dalam masa ke sekian 

Tidak juga ia hilang – memenuhi isi pikiran 

Semacam kangen 

yang lepas, berjarak 

& mustahil 

-Seperti lelaluan yang layu, aku bagimu hanya lalu-lalang perempuan kesepian

(Yogyakarta, 2023)

 

Kita Terbakar dalam Dinginnya Hujan 

-Nabila

 

Aku bayangkan 

Saat kesedihan-kesedihan menyergap 

Di traffic light aku menggenggam 

seraya hujan deras yang dingin

dan kita terbakar – dalam genggaman 

 

Dalam masa seperti ini 

yang kami butuhkan hanya Nabila

hangat dan ranum 

 

Teh hangat telah merangkap kami pada kesunyian

Lagi-lagi yang kubutuhkan hanya senyum Nabila

Ramah, senyap, dan paripurna 

“Tidak ada hari libur bagi aa burjo Pamungkas untuk sekadar bertanya kabar pelanggannya”

 

Kita terbakar lagi

Dalam dinginnya hujan 

dan angkuhnya kota bagi para pengadu nasib

(Yogyakarta, 2022)

 


Intan Nur Setya. Mahasiswa paruh waktu dan penganut primbon di kampus yang biasa saja.