Sabtu (02/11/2024) — Hari Wayang Nasional tahun ini diadakan pada tanggal 01 November 2024 hingga 03 November 2024 di Insitut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Perayaan ini telah menjadi agenda rutin setiap tahunnya sebagai salah satu bentuk upaya melestarikan budaya wayang yang kini semakin berkurang peminatnya dari waktu ke waktu. Sebelumnya, hari wayang ini hanya diakui oleh nasional saja. Kemudian pada tanggal 07 November 2003, UNESCO telah mengakui wayang kulit sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity, sehingga tanggal penetapan tersebut dijadikan sebagai peringatan Hari Wayang Nasional.
Tahun ini, ISI Surakarta mengangkat tema “Wayang Inovasi,” yang mencerminkan kebebasan dan kreativitas dalam seni wayang. Pagelaran ini berhasil menarik perhatian berbagai kalangan dengan pendekatannya yang fresh dan penuh makna. Dengan nilai yang multitafsir, “Wayang Inovasi” mengajak penonton untuk merenungkan bagaimana wayang, sebagai warisan budaya, tetap bisa relevan di sepanjang zaman tanpa meninggalkan akar tradisinya. Wayang sebagai seni pertunjukan yang sudah berusia ratusan tahun, dikenal dengan kekayaan, filosofi, cerita, dan karakter yang mendalam. Namun, seiring berjalannya waktu, dunia seni tidak bisa terlepas dari arus perubahan zaman. Tema ini mengisyaratkan pentingnya adaptasi dalam kesenian, tidak sekadar mempertahankan bentuk aslinya, tetapi juga membuka ruang bagi eksperimen dan pembaruan agar wayang tetap dinamis dan mampu menarik perhatian generasi baru.
Pada pembukaan Hari Wayang Dunia ke-10, rangkaian acara diawali dengan sambutan hangat dari Ketua Panitia, Rektor ISI Surakarta, dan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia yang secara resmi membuka perayaan akbar ini. Kehadiran mereka menegaskan pentingnya pelestarian seni wayang sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan budaya bangsa. Tak kalah istimewa, KGPAA Mangkunegoro X juga turut hadir untuk meresmikan dimulainya Hari Wayang Dunia.
Andi Dwi Permana Putra, Koordinator Mahasiswa ISI Surakarta untuk perayaan Hari Wayang Dunia 2024, mengungkapkan bahwa panitia pagelaran seni wayang ini melibatkan seluruh elemen di ISI Surakarta, mulai dari dosen hingga mahasiswa. Namun, tim pelaksana utama didedikasikan khusus dari Program Studi Pedalangan. Acara ini juga menyajikan pagelaran wayang kulit dari berbagai lembaga dan institusi, termasuk ISI Surakarta dan seniman dalang dari beberapa daerah. Selain itu, terdapat pameran wayang kulit yang tidak hanya menampilkan wayang tradisional, tetapi juga berbagai bentuk wayang inovatif.
Titi, seorang ibu asal Mojokerto, hadir di acara Hari Wayang Dunia yang digelar di ISI Surakarta dengan penuh rasa bangga. Ia datang untuk mendampingi dan memberikan dukungan kepada anaknya yang berkesempatan tampil menjadi sinden dalam pagelaran wayang tersebut. Bagi Titi, kehadirannya bukan hanya sekadar sebagai orang tua yang mendampingi anaknya, tetapi juga sebagai bentuk dukungan terhadap minat dan bakat anaknya dalam dunia seni. Ia juga menyampaikan harapannya untuk perkembangan seni wayang terutama bagi generasi muda, “Melihat perkembangan teknologi yang semakin canggih, seperti handphone dan televisi, banyak anak-anak mungkin sudah mulai meninggalkan tradisi dan budaya kesenian daerah. Saya berharap ke depannya, semoga generasi muda bisa lebih mengenal budaya Indonesia, khususnya Budaya Jawa.”
Dengan dukungan orang tua seperti Titi dan acara yang memberikan ruang bagi anak-anak untuk menampilkan bakat seni mereka, diharapkan dunia seni wayang dapat terus hidup dan berkembang sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia kepada generasi muda yang lebih luas.
Penulis: Nadia Putri Ibtisamah
Editor: Aldini Pratiwi