Jumat (01/04), mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) bersama Universitas Tunas Pembangunan (UTP) tergabung dalam aliansi selamatkan pangan menyuarakan keresahan masyarakat. Aksi yang diselenggarakan berkaitan dengan mahalnya harga minyak goreng dan kelangkaannya dibeberapa tempat, khususnya di Kota Surakarta. Para mahasiswa menyuarakan keresahannya dengan turun ke depan gedung DPRD Kota Surakarta. Aksi yang diikuti setidaknya oleh 150 mahasiswa, dianggap cukup membuahkan hasil karena pihak DPRD Kota Surakarta menerima setiap poin tuntutan yang diberikan.
Masa tiba di depan gedung DPRD Kota Surakarta sekitar pukul 14.40 WIB. Aksi dimulai dengan orasi dari beberapa mahasiswa perwakilan BEM di UNS. Orasi diiringi dengan mars mahasiswa oleh seluruh massa yang hadir. Orasi pertama diawali oleh BEM Fakultas Pertanian dan puncaknya dari Presiden BEM UNS, Shoffan Mujahid.
Pukul 15.40 WIB setelah banyak penyampaian orasi dari beberapa mahasiswa, pihak DPRD Kota Surakarta mengajak massa untuk duduk bersama membicarkan apa yang menjadi tuntutannya. Mahasiswa Penyuluhan Komunikasi Pertanian, Hanif, sebagai juru bicara aksi menyampaikan beberapa alasan dan kajian mengapa perlu untuk turun ke jalan dan menyuarakan keresahan terkait minyak goreng ini. “Di akhir tahun 2021 harga minyak goreng sudah mulai naik, dan saat itu pemerintah mengeluarkan kebijakan persamaan harga minyak goreng (1 bulan kebijakan tersebut tidak membuahkan hasil), kemudian pada 1 Februari pemerintah membuat kebijakan lagi, yaitu penetapan harga eceran tertinggi, untuk minyak turah Rp11.500 per liter, minyak kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak premium Rp14.000 per liter. Setelah dilakukan riset lapangan kembali terdapat beberapa lokasi yang menjual minyak goreng seharga Rp20.000 – Rp24.0000 per liter,” ujar Hanif.
Ia kembali menyampaikan bahwa jeritan masyrakat mengenai tingginya harga minyak goreng benar adanya. “Ketika kami turun melakukan riset, ada salah satu pedagang yang menitipkan pesan agar mahasiswa melakukan aksi dan menyuarakan keresahan kami terhadap tingginya harga minyak saat ini,” tegas Hanif.
Setelah poin-poin kajian disampaikan, Shoffan selaku Presiden BEM UNS 2022 menyampaikan beberapa poin tuntutan mahasiswa di antaranya:
- Mendesak Pemerintah Kota Surakarta untuk segera menstabilkan harga jual minyak goreng yang terjangkau bagi masyarakat serta menuntut segera mengatasi kelangkaan minyak goreng di Surakarta.
- Menuntut Pemerintah Kota Surakarta untuk menindak tegas pelaku praktik monopoli dan permainan harga di balik kelangkaan komoditas minyak goreng dalam cakupan wilayah Surakarta.
- Meminta menjaga kestabilan harga dan stok sembako dalam cangkupan wilayah Surakarta.
- Meminta untuk segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Pusat mengenai kestabilan harga dan ketersediaan stok minyak goreng dan bahan pokok lainnya.
Tuntutan mahasiswa disambut tangan terbuka oleh anggota DPRD Kota Surakarta. “Kami siap mencatat, melanjutkan, dan membahas aspirasi yang mahasiswa sampaikan untuk kami di gedung dewan ini,” ungkap wakil ketua DPRD Kota Surakarta. Bukti tuntutan yang disampaikan mahasiswa diterima dan ditandatangani sebagai bentuk kesepakatan bersama. “Akan kami terima dengan senang hati dan mengakhiri yang saya sampaikan, saya mewakili kawan-kawan DPRD semuananya akan menandatangani apa yang menjadi poin-poin yang dimaksudkan oleh temen-teman semuanya,” pungkasnya.
Penulis: Anggun Bella dan Rini Rahyuni
Editor: Rizky Fadilah