Kamis (10/03), UNS Innovation Hub (UNS IHub) kembali menyelenggarakan Grand Launching SEMESTA melalui 3 platform daring secara virtual yaitu Zoom Cloud Meeting, YouTube Live Streaming, dan Instagram Live dengan mengusung tema “Inherit the Spirit of Innovation by Collaborating Wisdom and Technology Advances”. Acara ini dihadiri oleh Walikota Surakarta, Sekretaris Daerah Surakarta, Rektor UNS, Wakil Rektor bidang Riset dan Inovasi, Direktur Direktorat Hilirisasi UNS, Kepala Divisi Startup Inovasi UNS Innovation Hub, lima pembicara talk show.
UNS IHub merupakan inkubator startup oleh Universitas Sebelas Maret yang berdiri di bawah Direktorat Inovasi dan Hilirisasi yang mewadahi aktivitas komersialisasi hasil-hasil riset dan inovasi sekaligus memfasilitasi ide baru, penyaluran kreativitas, serta akselerasi inovasi dengan agenda utama yaitu pengembangan ekosistem bisnis dan inkubasi startup. Dalam menjalankan fungsinya, UNS Ihub menjalankan model bisnis terstruktur dengan 3 fase program yaitu pre-incubation, incubation, dan post-incubation. Program yang diresmikan pada tahun ini terdiri dari 4 program, yaitu SEMESTA Bright, SEMESTA New Renewable Energy, Program Pengembangan Inovasi (PPI), dan Penelitian Penciptaan dan Penyajian Seni dan Desain (P3SD). Para peserta dapat mendaftar program yang telah disediakan dengan total pendanaan sebesar 7 milyar rupiah. Program ini bertujuan untuk memajukan start up dan perekonomian di Indonesia.
Memasuki sesi talk show, Achmad Adhitya, Direktur Eksekutif Solo Technopark, membawa kisah inspiratif bertemakan “Building a Suistainable Startup with Constant Innovation”. Achmad berpendapat bahwa kampus adalah tempat dimana inovasi dibangun, dan dari inovasi ini kemudian lahirlah startup.
“Kampus mempunyai kekuatan industri yang luar biasa, yang kemudian bisa membantu memecahkan permasalahan industri secara sustainable. Kesempatan ini harus diberikan kepada rekan-rekan di kampus agar ekosistem bisnisnya terbangun”.
Achmad menambahkan strategi bagaimana cara menumbuhkan inovasi di tengah hiruk pikuk bisnis yang sedang terjadi saat ini. Salah satunya yaitu mempunyai original idea. “Hal yang ingin dipecahkan dalam sebuah permasalahan dengan menggunakan original idea ini dapat mendrive kita untuk mengembangkan startup yang baik pula, yang kemudian hal ini yang akan menimbulkan passion,” tutur Achmad.
Mia Khrisna Anggraini, Vice President New Venture PT Pertamina, mengangkat tema “Harnessing Renewable Energy Trend in Indonesia and Its Impacts to Business Innovation” dalam sesi yang dibawakannya. Mia mengungkapkan Pertamina sebagai perusahaan yang besar dan well established merubah total karakter mereka demi mengikuti tren inovasi. Untuk meningkatkan agility ke level yang dibutuhkan dan dapat bersaing dengan perusahaan teknologi dari global maupun asia itu tidak mudah. Perusahaan berbasis teknologi ini mempunyai inovasi yang bagus dan agility yang tinggi. Jadi, jika pertamina tidak berubah pasti mereka akan terseok-seok.
“Mau tidak mau Pertamina harus merubah karakter”, tambahnya.
Mia berharap SEMESTA dapat menjadi partner yang dapat membangkitkan gairah para inovator, dan dapat merubah inovasi menjadi bisnis.
Sesi talk show ke-3 bertema “The Key in Building Business: Perseverance and Always Innovate” yang diisi oleh Rexi Christopher selaku venture partner unit 6. Menurut Rexi untuk menjadi sukses dalam membangun sebuah bisnis yang dapat terus berinovasi, kita perlu melihat sebuah masalah terlebih dahulu.
“Dalam sebuah bisnis biasanya kita melihat sebuah masalah di sekitar kalian. Kalian memecahkan sebuah solusi untuk sebuah bisnis yang bagus”, ungkap Rexi
Terkait solusi, lihat apakah itu menyambung tentang growth mindset dan bagaimana itu dapat menjadi kunci dalam membangun suatu inovasi. Rexi menjelaskan biasanya kita melihat founder-founder luar biasa yang sudah membangun sebuah startup, dari ditiru sampai mereka bisa sebesar unicorn. Biasanya mereka mempunyai sebuah quality yang bisa dibilang seragam. Mereka memiliki quality yaitu mindset, yang biasa kita sebut growth mindset. Mindset itu sebuah pemikiran yang dimana basic quality seseorang, seperti skill dan knowledge, bisa terus ditingkatkan dengan cara hard work, strong motivation, dan dedication.
CEO Haus Indonesia, Gufron Syarif membawakan tema “Behind The Success of Brand: Break The Conventional with New Idea Disruption“. Gufron menceritakan pengalamannya terkait Haus Indonesia.
“Haus itu sendiri merupakan bisnis keempat saya. Baru kepikiran Haus semenjak adanya aplikasi ojek online. Saya research ke China dan menemukan bahwa ternyata market beverage Grab dan Go sudah sangat besar sebagai industri. Buat kategori boba sendiri 224 triliun pertahun dan kategori kopi 200 triliun per tahun. Nah, pas saya cari tahu di Indonesia ternyata baru sekitar 10 triliun untuk beverage Grab and Go. Itu cukup besar dan sedang berkembang karena growth itu 8-10% per tahun. Setelah saya kepikiran ini masuk momen yang tepat masuk ke kategori sedang berkembang, maka dari itu Haus berdiri,” jelas Gufron.
Dalam menghadapi persaingan bisnis yang memiliki banyak saingan, Gufron berbagi tips dalam menghadapi hal tersebut. Gufron menerangkan bahwa kita harus mempunyai value yang berbeda dengan kompetitor. Kita juga jangan menjual produk kita seperti layaknya komunitas.
Sesi terakhir bertema “Optimizing Innovation with Commercialization Through Product Market Fit” dengan Kiwi Aliwarga selaku founder UMG IdeaLab. Kiwi menjelaskan mengenai produk market fit harus dimulai dari apa yang disukai dan apa yang bisa dilakukan bukan dari luar melainkan dari dalam. “Produk market fit ya kamu harus banyak nanya dan banyak berhubungan dengan orang, terus juga harus banyak observasi. Dari yang kamu bisa dari skill dan knowledge dan yang kamu suka dan kamu bisa lalu observasi jadi real case”, papar Kiwi
Grand Launching Sebelas Maret Startup Academy 2022 ini ditutup dengan sesi tanya jawab antara partisipan dengan ketiga pembicara pada talkshow 3-5, serta diakhiri dengan penyampaian informasi bahwa pendaftaran SEMESTA Bright dan SEMESTA New Renewable Energy sudah dibuka dari 10-16 Maret 2022.
Penulis: Lia Kurniawati dan Nurlaila Djamal
Editor: Sabila Soraya Dewi