Foto: Dokumentasi Panitia KSB FEB UNS

Gelar Sekolah Ekonomi Politik, Kelompok Studi Bengawan FEB UNS Angkat Isu Ekonomi Hijau di Indonesia

Kelompok Studi Bengawan (KSB) FEB UNS kembali menggelar Sekolah Ekonomi Politik (SEKPOL) yang diselenggarakan di ruang Garena, Solo Technopark pada Sabtu (21/10). Sekolah Ekonomi Politik merupakan program kerja tahunan yang bertujuan memberikan wawasan dan pemahaman terkait dengan bidang ekonomi dan politik yang terbagi melalui dua kegiatan utama, yakni sesi materi dan sesi Focus Group Discussion (FGD). 

Acara yang dihadiri oleh 51 peserta diselenggarakan secara terbatas, mengingat konsep utama dari SEKPOL ini adalah kegiatan sekolah singkat yang berfokus pada materi terkait. SEKPOL 2023 ini merupakan acara tahunan kedua setelah vakum beberapa tahun semasa Covid-19 melanda. 

 Acara ini mengusung tema dan konsep baru yang berbeda dari tahun sebelumnya dengan tajuk “Mahasiswa dan Transformasi Menuju Ekonomi Hijau di Indonesia”. Gabriella Juniar selaku ketua pelaksana menyampaikan alasan pemilihan tema ini, “Topik yang kami ambil ini sebagai respon atas urgensi penerapan kebijakan pemerintah akan penanganan isu lingkungan yang sedang marak akhir-akhir ini. Maka, kami sebagai kelompok studi ingin memberikan pendalaman mengenai isu lingkungan yang berkorelasi di antara keduanya yang tentunya berlandaskan nilai dan prinsip ekonomi serta pembangunan berkelanjutan.”

Ketua Kelompok Studi Bengawan, Meilinda Palim dalam wawancara terpisah turut menyampaikan harapan dari diselenggarakannya SEKPOL 2023. “Harapannya, KSB bisa menjadi inisiator dalam mewujudkan forum mahasiswa dengan kualitas dan kuantitas iklim diskusi yang lebih baik.”

Dalam kesempatan tersebut, turut mengundang hadir secara langsung Bapak Lukman Hakim, S. E., M. Si., Ph.D. selaku akademisi yang merupakan Dosen FEB UNS dan Komisaris Independen Bank DKI serta secara hybrid Bapak R. Rahmadi Hidayat, S.E., M.M. selaku praktisi yang merupakan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Muda, Sekretariat Wakil Presiden RI. Selepas pemaparan materi, diberikan kesempatan tanya jawab bagi peserta pada setiap sesinya. 

Acara diawali dengan open gate dan registrasi peserta pada pukul 08.00 WIB. Dilanjutkan dengan pembukaan oleh MC, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan sambutan. Sesi pertama diawali dengan pemaparan materi oleh Bapak Lukman dengan topik “Green Economy di Indonesia: Menyongsong Bursa Karbon 2023” Materi diisi dengan penjelasan mengenai latar belakang dan roadmap ekonomi hijau serta mekanisme perdagangan karbon yang merupakan salah satu dari tiga cara penurunan emisi. Selain itu, beliau juga menambahkan akan pentingnya penerapan pembangunan ekonomi berkelanjutan yang inklusif dan merata, serta ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang harus selalu seimbang. 

Bapak R. Rahmadi Hidayat, S.E., M.M selaku pembicara kedua menyampaikan materi secara daring melalui zoom meeting. Dengan topik “Ekonomi Hijau di Indonesia dan Peran Mahasiswa dalam Pengembangan Ekonomi Hijau”, beliau menjelaskan akan pentingnya meninjau potensi dan kebijakan ekonomi hijau di Indonesia serta beberapa peran yang dapat dilakukan mahasiswa dalam pengembangan ekonomi hijau. Melalui riset lingkungan dan ekonomi, penciptaan ide/inovasi teknologi ramah lingkungan, serta promosi gaya hidup berkelanjutan diharapkan mahasiswa mampu berkontribusi secara langsung dalam upaya transformasi pembangunan berkelanjutan. 

Kemudian, dilanjutkan dengan sesi Focus Group Discussion di mana peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil dan mendiskusikan pemahaman mereka terkait ekonomi hijau dalam bentuk mindmap dalam waktu 30 menit. Selanjutnya, setiap kelompok maju secara acak untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Acara diakhiri dengan sesi penyerahan hadiah kepada satu kelompok presentasi dan dua penanya terbaik, kemudian dilanjutkan dengan dokumentasi bersama. 

Salah seorang peserta, Anantasya mahasiswi  FEB UNS mengungkapkan kesannya ketika mengikuti SEKPOL 2023, “Acaranya menyenangkan dan memberikan saya banyak wawasan baru mengenai bagaimana green economy dapat membantu menangani isu lingkungan akibat adanya kegiatan ekonomi. Materi yang disampaikan juga sangat bermanfaat untuk para peserta agar lebih peduli terhadap lingkungan. Selain itu, acara kemarin juga ada sesi FGD yang membuat saya menemukan relasi baru dan dapat berdiskusi sehingga dapat bertukar pikiran satu dengan yang lainnya.” 

 

Penulis: Icha Salsabila

Editor: Wahyu Lusi Lestari