Gaji Ibu Rumah Tangga

 

SI DAB MASIH INGAT BETUL, waktu SD dulu, pernah ia diminta mengisi biodata diri oleh gurunya. Di kolom pekerjaan orang tua, hanya ada satu kolom yang berisi lima pilihan: PNS / Polisi / Tentara / Guru / Lain-lain.

 

Si Dab bingung. Soalnya orang tuanya ada dua. Kenapa cuma tersedia satu kolom? Bertanyalah dia kepada gurunya.

 

“Bu gulu, saya mau tanya,” kata Si Dab sambil mengacungkan jari telunjuk.

 

“Iya Dab, ada apa?” Jawab gurunya.

 

“Kan Dab punya dua olang tua, Ibuk sama Bapak. Dua-duanya kelja. Tapi di kolom pekeljaan olang tua, cuma ada satu kolom,  Bu.”

 

“Oo, itu. Kolom itu memang untuk mengisi pekerjaan orang tua, Dab. Tapi biasanya yang diisikan pekerjaan Bapak.”

 

“Kok gitu, Bu?”

 

“Kan Bapak itu kepala keluarga. Yang wajib bekerja ya Bapak. Kalaupun Ibuk bekerja, itu tidak wajib. Jadi pekerjaan Bapak saja yang ditulis.”

 

“Terus kalau Ibuk enggak wajib kelja, kenapa Ibu jadi gulu. Itu kan juga kelja. Hayo?”

 

“Jadi guru itu mirip seperti merawat anak. Apalagi guru SD. Mengajari baca tulis, mendidik sopan santun, agar jadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa, Dab. Itulah kenapa Ibu suka jadi guru. Sama seperti Ibukmu mendidikmu to?”

 

“Nah, itu Ibu gulu tahu. Pekeljaan Ibuk itu penting buat Dab. Jadi Dab pengin nulisnya pekeljaan Ibuk sama Bapak. Soalnya Dab sayang dua-duanya. Huaaaaa,” Si Dab merengek. Entah bagaimana caranya, permintaan bocah yang satu ini kudu dituruti.

 

Ibu guru hanya bisa bersabar. Kalau terus dibiarkan, tangisan Dab bisa menular ke bocah-bocah lain. “Ya sudah, khusus buat kamu, bisa kamu isi pekerjaan Ibuk dan Bapakmu sekaligus,” kata Ibu Guru akhirnya.

 

“Yeee. Makasih Bu Gulu,” tangisnya pun berhenti.

 

Belum sampai lima menit, Si Dab sudah kebingungan lagi. “Bu gulu, saya mau tanya lagi,” katanya sambil kembali mengacungkan jari.

 

“Ada apa lagi Dab?”

 

“Pekerljaan Bapak Dab PNS, ada pilihannya di sini. Kalau pekeljaan Ibuk itu banyaaakkk banget Bu. Di sini enggak ada pilihannya.”

 

“Loh, memangnya Ibuk kamu kerja apa aja, Dab?”

 

“Ibuk sibuk banget Bu. Jam 4 pagi jadi tukang masak. Jam 7 pagi jadi tukang cuci. Nanti agak siang jadi tukang sapu di lumah sendili. Malam hali, Ibuk kelja jadi gulu buat Dab. Kalau ada baju Dab yang lusak, Ibuk juga bisa jadi penjahit. Kalau Bapak lagi dinas, Ibuk jadi tukang antar jemput,” jawab Dab tanpa dosa.

 

Ibu guru kebingungan. “Ehm, ya sudah, lingkari aja kolom ‘Lain-lain’, Dab.”

 

“Oke deh, Bu. Wah, jadi Ibuk telnyata enak ya. Cuma di lumah tapi bisa kelja apa aja. Pasti gaji Ibuk Dab banyak. Di kolom gaji olang tua, kila-kila diisi belapa ya Bu?”

 

Ibu guru hanya terdiam. Tak lama kemudian air matanya tumpah.[]

 

 


[author title=”Satya Adhi” image=”https://www.saluransebelas.com/wp-content/uploads/2016/05/Satya-Adhi.jpg”]Mahasiswa yang gemar berjalan kaki. Surel: adhii.satya@gmail.com.[/author]