Salah seorang peserta tengah berorasi pada Aksi Kamisan Solo ke-11, Kamis (8/11) di Bundaran Gladak, Solo.

Dukungan Untuk Agni Kian Masif

Adhy Nugroho

 

Saluransebelas— Surakarta, Kamis (8/11) Aksi Kamisan Solo mengadakan aksi solidaritas kepada korban kekerasan seksual dalam kampus di Bundaran Gladak, Solo. Mereka mengecam kasus kekerasan seksual yang menimpa Agni, mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM).

 

Sebelumnya, pemberitaan mengenai Agni (bukan nama sebenarnya) mahasiswa UGM yang menjadi korban kekerasan seksual meluas lewat pemberitaan yang ditulis oleh BPPM Balairung UGM. Agni mengalami kekerasan seksual pada saat menjalankan tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Maluku tahun lalu. Berdasarkan laporan BPPM Balairung, tidak ada hukuman yang diberikan kepada pelaku dari pihak kampus. Bahkan sebagai penyintas, Agni sempat mendapat nilai KKN C karena melaporkan kejadian tersebut.

 

Aksi Kamisan Solo yang ke-11 ini memang sengaja mengangkat tema kekerasan seksual dalam kampus, didasari oleh maraknya pemberitaan soal kasus tersebut. Desy Rosy (21) salah satu peserta, mengatakan bahwa kesadaran mengenai tindak kekerasan seksual perlu lebih sering disuarakan. “Saya salut dengan Agni. Masih minim yang mau speak up dengan risiko yang ada” katanya. Menurutnya, kekerasan seksual sering disembunyikan dan sebagian masyarakat tidak mengetahui hal itu sebagai tindakan kriminal.

 

Pinky Annisa (21) peserta aksi perempuan lain juga turut berpendapat. “Kasus ini bisa jadi pemantik” katanya. Menurutnya ini bisa menjadi pemantik untuk para penyintas untuk berani bersuara. Sebagai perempuan, ia juga berpendapat bahwa hal tersebut tidaklah mudah. “Posisi perempuan memang tidak mudah untuk membicarakan hal tabu” ujarnya. Ia berharap bahwa pola pikir masyarakat bisa berubah untuk lebih peduli pada penyintas kekerasan seksual.

 

Pada aksi Kali ini, Kamisan Solo menuntut dua hal: pertama, menuntut pihak yang berwenang untuk mengadili pelaku; dan yang kedua, menuntut pihak kampus untuk membuka informasi kepada khalayak.

 

Sampai hari ini, dukungan untuk Agni kian meluas. Pada laman Change.org sebuah petisi dukungan terhadap Agni sudah ditandatangani oleh lebih dari 155.000 orang. Dalam petisi ini tertulis sembilan tuntutan yang ditujukan kepada pihak kampus UGM, yakni: memberikan pernyataan publik; mengeluarkan dan memidanakan pelaku; memberi teguran pada yang penyudutkan penyintas; memenuhi kebutuhan penyintas; memberikan ruang pelaporan bagi penyintas; memberikan jaminan privasi; meninjau ulang peraturan terkait; merancang dan memberlakukan peraturan; serta mengadakan pendidikan anti pelecehan dan kekerasan seksual.

 

Sementara itu, berdasarkan laporan BPPM Balairung, Kamis (8/11) para mahasiswa mengadakan aksi solidaritas untuk Agni yang diadakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM.

 

Menanggapi pemberitaan yang meluas, pihak UGM memberi pernyataan tertanggal 6 November 2018, yakni: berempati; mengupayakan penyelesaian masalah; bahwa tim inverstigasi telah memberikan rekomendasi; dan mengupayakan langkah nyata untuk membawa kasus ke ranah hukum.[]