Sumber: flippkids.com

Dongeng, antara Cerita dan Rekayasa

Kebutuhan manusia akan keselarasan antara hiburan dan motivasi, membuat kata dongeng muncul dalam benak kita. Dongeng merupakan salah satu bentuk cerita yang berkembang di masyarakat dan erat kaitannya dengan nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat tempat dongeng itu muncul dan berkembang. Isi dari dongeng tersebut biasanya berisi tentang sebuah nilai-nilai kebaikan yang dikaitkan dengan budaya masyarakat dan bersegmentasi anak-anak, dengan tujuan untuk mengajarkan moralitas pada anak-anak. Dongeng dibuat dengan tujuan untuk membuat anak-anak lebih peka dan mencontoh tokoh baik yang ada di dongeng tersebut. Dongeng juga biasa dijadikan media untuk berinteraksi dengan anak secara mudah, dongeng juga diduga dapat mengembangkan daya berpikir anak dan kepekaannya terhadap lingkungan.
Di sisi lain dongeng mengajarkan kita untuk bergantung pada nasib, bagaimana tidak? Dari beberapa dongeng yang popular seperti Cinderella ataupun Keongmas, dalam cerita Cinderella, sang tokoh utama seakan menerima nasibnya begitu saja lalu muncullah ibu peri dan Cinderella pun menjadi istri Pangeran. Dari sisi itulah kita dapat berpikir, apakah kita akan mendapat keajaiban seperti Cinderella tanpa adanya usaha dan hanya menerima nasib kita? Mungkin saat kita masih kecil, pikiran kita belum dapat menerima hal semacam itu, yang kita tahu bahwa Cinderella adalah gadis yang baik dan sabar oleh sebab itu dia mendapatkan keajaiban, dan pikiran kita semasa kecil terkonstruksi bahwa menjadi baik dan sabar akan mendapatkan keajaiban seperti Cinderella. Selain itu, dongeng dikonstruksi sedemikian rupa, dengan membedakan secara jelas perbedaan yang pemain yang baik dan jahat, hal tersebut menjadi doktrinasi tersendiri bagi penikmat dongeng, bahwa gadis baik itu gadis cantik dan pernah mengalami masa sulit dalam hidupnya.
Dongeng memang baik untuk anak-anak untuk merangsang rasa kepekaan mereka terhadap lingkungannya, namun cerita-cerita dalam dongeng perlu ditinjau ulang karena sebagian besar cerita dongeng sangat tidak logis dan tidak dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Bagaimana menurutmu? (Siwi Nur)