Dies Natalis ke-38 UNS: Keunikan di Stand Mahasiswa

keunikan
Piala penghargaan mahasiswa Fakultas Teknik yang dipajang di meja stand, Surakarta, Selasa (11/3). Fakultas Teknik UNS berhasil menyabet juara II Kompetisi Kincir Angin Indonesia 2013.

Surakarta-Memeriahkan Dies Natalis ke-38 UNS, Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) menggelar acara bertajuk “Pekan Ilmiah dan Seni”. Acara ini diselenggarakan di halaman kantor  Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) selama 3 hari, yakni pada 10-12 Maret 2014.

Terdapat panggung hiburan dan beberapa stand fakultas maupun instansi yang ada di UNS, seperti stand SPMB, LPPM, UNS Press, maupun UNS Bookstore. Selain untuk memeriahkan Dies Natalis UNS, stand-stand tersebut bertujuan untuk memperkenalkan berbagai macam hal yang menarik dari fakultas ataupun instansi tersebut.

Stand mahasiswa diisi oleh karya-karya terbaik mahasiswaa. Perwakilan dari Fakultas Pertanian (FP) misalnya, menjual beberapa pupuk organik dan tanaman-tanaman hias dari berbagai jenis. Berbeda dari FP, stand Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) memamerkan beberapa buku bertemakan sosial dan komunikasi. Selain itu, dipajang pula foto-foto hasil jepretan anak-anak FISIP yang dibalut dengan bingkai cantik sehingga menambah ketertarikan calon pengunjung stand mereka.

Keunikan lain terlihat pada stand Fakultas Teknik. Sampai di depan stand, pengunjung sudah disuguhi dua kendaraan bermotor hasil kreasi mahasiswa. Kendaraan bermotor tersebut juga boleh dicoba untuk sekadar berkeliling di halaman LPPM. Selain itu, di stand tersebut juga terdapat bagian-bagian dari sebuah kincir angin yang belum dirangkai.

Kincir pembangkit listrik tenaga angin tersebut merupakan hasil kerja dari mahasiswa bernama Rifky dari jurusan Teknik Mesin 2011. Kincir tersebut diikutsertakan dalam perlombaan antaruniversitas di Indonesia. Dalam percobaannya, kincir yang digerakkan oleh generator tersebut mampu bertahan selama 4 hari dengan menghasilkan 520 watt/jam.

Menurut Rifky, potensi alam Indonesia banyak, tetapi pemanfaatannya kurang, sehingga generasi saat ini harus dibius agar lebih berpikir kreatif.

“Pengaplikasian dari kincir tersebut belum dapat terealisasikan di sini, karena kurangnya angin, sehingga perlu di aplikasikan di daerah pantai, khususnya daerah pantai yang belum terdapat lampu,” tambahnya. (AN)