Sabtu (15/3), Universitas Sebelas Maret (UNS) kembali nanggap wayangan semalam suntuk di depan gedung rektorat UNS. Pertunjukan ini adalah bagian dari serangkaian acara Dies Natalis ke-38 UNS. Seperti tahun sebelumnya, Ki Purbo Asmara kembali menjadi dalang pilihan UNS untuk memainkan wayang purwo kali ini.
Lakon yang dimainkan pada pertunjukan wayang kali ini adalah lakon Cupu Manik Astagina. Kisah ini bercerita tentang perselingkuhan antara Windharti dengan Bathara Surya serta pertarungan Mahesa Sura dan Lembu Sura yang memperebutkan Dewi Tara. Dalam pengemasan pementasan ini, Ki Purwo menyelipkan berbagai candaan dengan sinden-sindennya yang sebagian adalah mahasiswi jurusan Karawitan, ISI Surakarta.
Ada beberapa hal yang menarik dalam pertunjukan wayang kali ini, di antaranya aksi pamer para sinden dalam nembang Jawa. Dari delapan sinden yang ikut andil bagian dalam pagelaran ini, seorang sinden yang akrab disapa Cong Pei ternyata mahir nyinden dengan logat Tiongkok. Ada pula penampilan dari seorang anak SD yang nembang Slendro sebagai kado untuk ulang tahun UNS.
Menurut seorang Dosen Pedhalangan ISI Surakarta , Jaitun mengungkapkan bahwa cerita pewayangan ini memiliki pesan agar manusia tidak mudah tergoda pada kefanaan dunia. “Manusia dalam hidup jangan melihat gebyaring donya, jangan terlalu melik dengan sesuatu yang indah,” ungkapnya.
Pertunjukan wayang semalam suntuk ini selesai sesuai namanya, yakni hingga sesaat sebelum azan Subuh berkumandang pada hari berikutnya, Minggu (16/3). (Any dan Dita)