Bimbingan Belajar, Penting atau Tidak?

Mereka (siswa) berbondong-bondong mencari tempat les yang terbaik supaya bisa pintar dan bersaing,untuk mendapatkan nilai dan prestasi yang dibebankan kepada mereka oleh orang tua dan sekolah. Les kemudian menjadi kebutuhan mendasar dan menjadi tren di kalangan remaja. (Chu-diel, Sekolah Dibubarkan Saja!)

Bimbingan berarti petunjuk, penjelasan cara mengerjakan, tuntunan (KBBI, 2008). Maka bimbingan belajar adalah petunjuk atau tuntunan untuk belajar. Bimbingan belajar atau lebih dikenal dengan sebutan les populer di kalangan anak-anak sekolah. Umumnya mereka mengikuti les untuk meningkatkan prestasi atau nilai mereka di sekolah (yang dimaksud les di sini adalah les mata pelajaran).

Tempat bimbingan belajar akan lebih ramai saat menjelang ujian semester, ujian kenaikan kelas, atau ujian kelulusan. Jika dinalar, ujian semester, ujian kenaikan kelas, dan ujian kelulusan adalah kebutuhan siswa dari sekolah. Materi yang diujikan pun dari sekolah. Namun ketika sekolah tidak mampu menyediakan sarana untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka bimbingan belajar menjadi penting.

Fenomena tersebut disambut positif oleh sekelompok pengusaha yang bergerak di bidang pendidikan luar sekolah yang jeli melihat peluang. Hal ini ditandai dengan semakin menjamurnya lembaga bimbingan belajar. Begitu pun juga dengan les privat yang membutuhkan biaya lebih besar dari bimbingan belajar di luar.

Dikutip dari berita Yahoo, Diperkirakan bahwa biaya les privat di Korea Selatan setara dengan 80 persen dari pengeluaran pemerintah untuk pendidikan umum. Bahkan Jepang menghabiskan 12 miliar dolar Amerika (sekitar Rp112,5 triliun) untuk pengajaran tambahan pada 2010. Sementara angka untuk Singapura adalah sebesar 680 juta dolar Amerika (sekitar Rp6,3 triliun) pada 2008.

Sebaliknya, bimbingan belajar menjadi tidak penting ketika itu hanya mengulang metode pembelajaran di sekolah. Terlebih jika pembimbingnya sendiri tidak memiliki kompetensi yang memadai untuk memberikan les. Bahkan sekarang banyak les privat yang pembimbingnya adalah mahasiswa. Jika memang sesuai dengan bidangnya (jurusannya), okelah. Tapi tidak sedikit juga mahasiswa yang memberikan les privat tidak sesuai dengan bidang yang ia kuasai. Bukankah sangat miris? Mahasiswa sebagai civitas akademika turut serta dalam mengeruhkan dunia pendidikan.

Akhirnya bimbingan belajar hanya sebagai ladang pencari uang bagi pihak-pihak tertentu yang diuntungkan. Jadi haruskah bimbingan belajar ini dihapuskan? Menurutmu bimbingan belajar penting atau tidak?

Oleh Ayu Ahsanu Amala
Disampaikan dalam diskusi rutin LPM Kentingan UNS, Jumat, 6 Juli 2012