BEM UNS baru-baru ini melakukan blunder terkait aksinya di Student Vaganza PKKMB UNS Sabtu lalu. BEM UNS dengan kementerian “terkait” melakukan aksi unjuk rasa PKKMB UNS, “Pengenalan Kebrobokan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Nggawe Susah”, di depan para mahasiswa baru yang sedang bereuforia di Student Vaganza–Eh… maksud saya di belakang mahasiswa baru, karena dalam orasinya yang ditampilkan pada press release aksi tersebut, terlihat barisan punggawa eksekutif mahasiswa ini membelakangi dan dibelakangi para maba yang sedang bersukacita. Aksi ini penuh dengan “huru-hara” setelahnya di media sosial, ada yang bilang tidak efektif dan tidak menghormati panitia-panitia PKKMB yang sudah bersusah payah mengupayakan acara Student Vaganza berjalan meriah.
Saya menempatkan posisi saya dalam tulisan ini sebagai mahasiswa awam yang hanya melihatnya dari sudut media sosial, tanpa pencarian sumber yang lebih dalam. Hal tersebut saya lakukan supaya BEM UNS mengetahui brandingnya saat ini dari sudut pandang mahasiswa awam, persoalan mengenai apakah sudah “baikan” dengan pihak yang terkait ataupun belum, saya tidak peduli, karena “huru-hara” nya terjadi di media sosial, dan harus diselesaikan melalui media sosial juga, karena kami berhak tahu. Sampai opini ini ditulis, belum ada tindak lanjut terkait huru-hara yang terjadi.
Tidak berniat menjatuhkan, melainkan saya menulis ini sebagai bentuk cinta saya terhadap BEM UNS, seperti rasa cinta BEM UNS dengan terus memberi kritikan kepada pihak kampus. Selain itu, supaya BEM UNS bertanggung jawab dan brandingnya tidak terus terpuruk, kasihan soalnya kementerian lain di dalam BEM UNS yang terus bekerja keras menaikkan branding dengan berbagai program kerja yang keren-keren, tetapi dijatuhkan oleh blunder-blunder yang dilakukan kementerian yang tidak bertanggung jawab.
Berikut adalah apa yang bisa dilakukan BEM UNS jika melakukan kesalahan:
1. Klarifikasi
Menurut KBBI, klarifikasi adalah penjernihan, penjelasan, dan pengembalian kepada apa yang sebenarnya (tentang karya ilmiah dan sebagainya). Klarifikasi mungkin terkesan buruk belakangan ini. Namun, BEM UNS perlu menurunkan gengsinya dengan melakukan klarifikasi jika terjadi permasalahan. Klarifikasi merupakan bentuk dari transparansi dari suatu tindakan. Dengan BEM UNS melakukan klarifikasi, kita akan tahu apa yang menjadi dasar dari tindakan BEM UNS yang dirasa kontroversial. Klarifikasi bisa menjadi suatu ajang pembelaan jika dirasa tindakan yang dilakukan itu benar. Jika tidak ada klarifikasi apapun, akan banyak simpang siur yang semakin meluas di kalangan mahasiswa, yang nantinya berpengaruh pada branding dari BEM UNS itu sendiri.
Saat ini arah gerak dari aksi BEM UNS tersebut masih belum jelas. Dari aksi yang kemarin, hasilnya poin yang disampaikan tidak menjadi titik sentral pembahasan. Titik sentral pembahasan adalah aksi kontroversial yang dirasa bermasalah. Apakah itu merupakan strategi agar dapat menjadi clickbait untuk mahasiswa yang apatis supaya mencari lebih dalam terkait poin aksinya? Saya sendiri tidak tahu, jika iya, yaaa… mahasiswa yang tidak apatis sebaiknya juga dijelaskan mengenai strateginya supaya tidak menjadi polemik yang tidak perlu.
2. Permintaan Maaf
Permintaan maaf merupakan pengakuan atas kesalahan yang dibuat. Permintaan maaf tidak sememalukan itu, kok. Dengan permintaan maaf, BEM UNS akan dilihat sebagai organisasi yang bertanggung jawab dan menjadi contoh bagi organisasi-organisasi lain jika berbuat kesalahan maupun bagi mahasiswa-mahasiswa UNS yang diwakilkan. Selain itu, hasilnya branding BEM UNS akan meningkat. Setidaknya jika dirasa tindakannya benar, permintaan maaf ini dilakukan karena telah menimbulkan “huru-hara”. Organisasi “sebesar” BEM UNS dapat menimbulkan huru-hara, saya rasa tidak etis.
Intinya adalah BEM UNS jangan diam saja. Kita sebagai mahasiswa yang diwakilkan berhak mengetahui atas apa yang terjadi. Mungkin jika bingung mau berbuat apa, bisa pilih opsi yang saya sediakan. Istilahnya, jangan jadi pihak yang dikritiknya, yaitu pemerintah atau kampus, yang selalu diam saja jika ada permasalahan. Diharapkan dengan tidak “kayak” pemerintah, validitas BEM UNS akan terjamin.
Apakah ini sandiwara?
Ada yang janggal dalam huru-hara yang terjadi, yaitu mengapa baru terjadi huru-hara pada hari Senin ini ketika Instagram BEM UNS mempublikasi press release aksi yang dilaksanakan pada hari Sabtu? Saya sendiri tidak tahu. Mungkin ada propaganda yang terjadi di belakang layar, bisa karena ingin menjatuhkan BEM UNS itu sendiri atau ada intrik politik kampus yang tersembunyi.
Jika memang terjadi permasalahan, bukankah sebaiknya diselesaikan secara internal dengan pihak terkait supaya tidak ada pihak yang dirugikan, terutama terkait branding. Apakah sudah ada bahasan sebelumnya tetapi tidak menemukan titik terang? Inilah yang harus diklarifikasi oleh pihak terkait. Jika realitanya ada sandiwara, sebaiknya jangan diulangi, tidak etis, apa bedanya dengan pemerintah kalau begitu? Sebaiknya kita sebagai mahasiswa awam lebih kritis dalam melihat suatu permasalahan, supaya kita tidak dipermainkan jika memang kenyataannya merupakan sandiwara politik kampus.
Kesimpulannya hanya satu, apapun yang terjadi di belakang layar, baik itu sandiwara ataupun kesalahan sepihak, alangkah baiknya organisasi-organisasi kampus atau berbagai bentuk kepanitiaan lainnya jika melakukan kesalahan, yaaa tanggung jawab. Bersikaplah seperti kesatria, sebagai pemimpin, apa gunanya latihan kepemimpinan yang diadakan tiap tahun jika tidak diterapkan? Sekian, terima kasih.
Penulis : Rama Mauliddian Panuluh
Editor: Sabila Soraya Dewi