Mahasiswa KKN 23 FKIP UNS mengadakan Kegiatan Taman Sehat Keluarga yang berisi sosialisasi terkait stunting kepada masyarakat Gandekan khususnya anggota PKK di Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta pada Jumat (28/7). Hal ini dilatarbelakangi atas tingginya kasus stunting. Berdasarkan laporan pada Agustus 2022 oleh Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta, ditemukan kurang lebih 20 kasus balita stunting serta 15 kasus balita kurang gizi di Kelurahan Gandekan.
Stunting merupakan gangguan yang terjadi pada anak-anak dan berpengaruh terhadap pertumbuhan mereka. Gejala ini menyebabkan masalah pada kesehatan anak akibat gizi buruk, dan bisa jadi disebabkan oleh malnutrisi pada ibu hamil atau semasa anak dalam masa pertumbuhan. “Sosialisasi stunting diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan peserta tentang stunting, penyebab, gejala, dan cara pencegahannya.” ujar ketua kelompok KKN 23 FKIP UNS, Husni Wicaksana.
Untuk menggelar kegiatan ini, tim KKN 23 FKIP UNS bekerja sama dengan Puskesmas Purwodiningratan Kota Surakarta dimana pembicara yang mengisi sosialisasi ini berasal dari Puskesmas Purwodiningratan, yaitu Ibu Jihan Annisa, S.K.M. Acara ini dihadiri oleh 20 peserta dari perwakilan PKK masing-masing RW.
“Stunting pada anak dapat dicegah sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun, atau disebut juga sebagai periode 1000 hari pertama kehidupan,” ujar Ibu Jihan, selaku narasumber. Selain dilakukan sosialisasi stunting, Tim KKN juga memberikan tambahan paket makanan sehat yang berisi buah, sayur, susu, dan roti.
Lebih lanjut, Jihan memaparkan bahwa stunting memberikan dampak negatif kepada anak seperti menyebabkan anak mudah sakit, berkurangnya kemampuan kognitif anak, meningkatkan resiko terkena penyakit yang berhubungan dengan pola makan saat anak beranjak tua nanti, selain itu juga menyebabkan fungsi tubuh tidak seimbang, mengakibatkan kerugian ekonomi, serta postur tubuh tidak maksimal saat dewasa.
“Peran Kader Posyandu sangat penting di masyarakat dalam upaya pemantauan pertumbuhan balita agar tumbuh normal dan tidak mengalami stunting.” tambahnya.
Jihan juga menambahkan bahwa pencegahan kasus stunting dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu dengan memberikan ASI dan MPASI yang cukup kepada anak, pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu hamil, memantau pertumbuhan balita di Posyandu, serta adanya akses air bersih dan fasilitas sanitasi.
“Menurut pendapat saya kegiatan ini sangat baik dilaksanakan karena berguna untuk menambah ilmu dan untuk mengevaluasi lagi kegiatan yg sudah ada dulu,” ucap Ibu Afrida selaku salah satu peserta sosialisasi. “Dengan adanya kegiatan sosialisasi stunting ini akan lebih maju lagi dalam menyikapi balita stunting di wilayah kami.” tambahnya.
“Harapannya semoga kedepannya Gandekan bisa zero stunting,” pungkasnya.
Penulis: Humas KKN 23 FKIP UNS
Editor: Sabila Soraya Dewi