Foto: Alwinanda/LPM Kentingan

AKSI SOLIDARITAS DAN BELA SUNGKAWA UNTUK ‘GE’

BEM Sekolah Vokasi UNS Surakarta menyelenggarakan aksi 100 Lilin untuk ‘GE’ sebagai bentuk bela sungkawa atas meninggalnya salah satu mahasiswa dalam kegiatan Diklat Dasar (Diksar) Resimen Mahasiswa (Menwa) pada Selasa malam (26/10) di Boulevard UNS.

Aksi ini dijadwalkan pukul 18.30 WIB namun ditunda menjadi pukul 19.30 WIB karena terkendala hujan deras. Meski demikian, terlihat banyak peserta hadir dengan pakaian serba hitam dan membawa foto almahrum GE serta poster-poster bertuliskan “Justice for Gilang”, “Kapan keluar Goa?”, “Bubarkan Bubarkan Bubarkan Hancurkan”, “Menwa Berhutang Nyawa”, dan “Menwa Calo Surga”. Massa aksi terdiri dari berbagai elemen mahasiswa UNS, baik dari perwakilan lembaga maupun individu.

Menurut Lingga Purbo Wahyu Pamungkas, juru bicara aksi, acara ini mengajak mahasiswa untuk doa bersama serta menyampaikan pernyataan sikap dari mahasiswa untuk mendesak kampus dan pihak Menwa bertanggung jawab atas insiden yang merenggut nyawa Gilang Endy Saputra, mahasiswa program studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja angkatan 2020.

“Harapan kami, kasus ini cepat menemukan titik terang. Karena masih banyaknya kabar simpang siur dan belum ada kejelasan dari pihak kampus juga. Semoga semuanya bisa jelas dan keluarga Gilang bisa lega,” jelas Lingga.

Aksi ini diawali dengan menyanyikan lagu Endang Soekamti – Sampai Jumpa, dilanjutkan orasi dari mahasiswa dengan narasi-narasi serta pembacaan puisi, doa bersama dengan penyalaan lilin, dan diakhiri pembacaan pernyataan sikap mahasiswa terhadap kasus. Selama acara sering terdengar massa aksi berteriak menuntut pembubaran Menwa dan pengusutan tuntas kasus ini tanpa ada yang ditutupi.

“Saya tahu nama baik (kampus) itu penting, tapi yang saya tahu citra atau nama baik, tidak lebih penting daripada nyawa,” orasi Afif, Presiden BEM FISIP.
Salah satu peserta aksi, Zulfa, mahasiswa Sekolah Vokasi, mengungkapkan alasan mengikuti acara ini sebab ingin membela korban yang merupakan adik tingkatnya. Ia mengaku aksi ini juga sebagai pengungkapan rasa sesak karena GE harus meregang nyawa dalam acara Diksar Menwa.

“Harapannya untuk kasus ini semoga bisa diusut sampai benar-benar tuntas. Sebenarnya penyebab Gilang sampai seperti ini itu apa dan keadilan diangkat,” tutur Zulfa.

Seorang mahasiswa FISIP, Firza, juga turut ambil bagian dalam aksi ini untuk membela dan mencari kejelasan kronologi. Menurutnya, acara ini sebagai pertanyaan bagaimana keadilan harus ditegakkan. Firza berharap kasus ini bisa selesai dengan jelas serta Rektor pun dapat angkat bicara mengenai kasus ini.

Dalam aksi ini, tidak ada perwakilan dari rektorat UNS yang hadir untuk menanggapi aspirasi-aspirasi yang disampaikan. Setelah menyampaikan aspirasi dan doa bersama untuk Gilang, massa aksi membubarkan diri dengan damai seraya menyerukan “Bubarkan Menwa!” Sebelum massa aksi pergi dari tempat kejadian, panitia mengimbau untuk tidak meninggalkan sampah berupa lilin yang dinyalakan selama aksi.

Vanya Maura Marshanda, Wakil Presiden BEM SV UNS, menyampaikan pernyataan sikap mahasiswa atas kasus tersebut dengan poin-poin:

1. Menuntut UNS dan Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 Jagal Abilawa untuk bertanggungjawab atas meninggalnya GE pasca mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar Pra Gladi Patria XXXVI Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 Jagal Abilawa Tahun 2021.
2. Menuntut UNS bersikap tegas dan transparan terhadap segala bentuk tindak pidana dan informasi terkait meninggalnya GE dan memberikan keadilan untuk korban beserta keluarga.
3. Mendesak Polresta Surakarta dan pihak terkait yang menangani kasus tersebut untuk segera memberikan hasil autopsi yang akurat dan jelas kepada pihak keluarga GE.
4. Mendesak UNS untuk segera membubarkan Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 Jagal Abilawa karena tidak memiliki urgensi pada kegiatan akademisi.
5. Mendukung penuh segala proses penegakan hukum dalam kasus meninggalnya GE demi tercapainya keadilan bagi korban beserta keluarga.
6. Mengajak seluruh sivitas akademika UNS untuk ikut serta dalam pengawalan kasus meninggalnya GE hingga mendapatkan kejelasan, dan keadilan untuk korban beserta keluarga.

Surakarta, 26 Oktober 2021
Segenap Mahasiswa UNS

Tragedi Diksar Menwa

Almarhum GE diketahui meninggal dunia pada 24 Oktober 2021 dalam rangkaian acara Diklat Dasar Pra Gladi XXXVI Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 Jagal Abilawa yang diselenggarakan Resimen Mahasiswa (Menwa) UNS pada 21 – 31 Oktober 2021. Keluarga yang mengetahui GE meninggal dalam kondisi fisik terdapat luka-luka tidak wajar, akhirnya melaporkan kasus ini ke ranah hukum sehingga viral di media sosial. Muncul dugaan-dugaan terjadinya kekerasan yang dilakukan senior kepada almarhum saat kegiatan hingga berujung meninggal dunia.

“Hasil autopsi masih menunggu hasil dari kepolisian. UNS masih menunggu resminya dari kepolisian, apakah itu kecelakaan atau ada unsur kekerasan. Kami menunggu dari pihak kepolisian,” ungkap Sutanto, Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS pada jumpa pers yang diadakan Selasa siang (26/10) di lantai dua gedung rektorat UNS.

Pihak kampus mengungkapkan telah berkomunikasi dengan pihak kepolisian, keluarga korban, serta panitia penyelenggara untuk mendapatkan keterangan lengkap. Selain itu, pihak kampus menjelaskan akan memberikan pendampingan hukum terhadap pihak korban maupun panitia. Meski demikian, pihak Menwa diketahui tidak hadir dalam jumpa pers ini dan belum mengeluarkan pernyataan apapun hingga sekarang.

Penulis: Ade Safana Alawiyah, Ridwan Agung Nugroho, Angelica Tiara
Editor: Aulia Anjani