
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), inilah nama suatu penyait yang sangat mengerikan. Penyakit yang bisa menyerang semua orang, dari bayi sampai manula, dari rakyat jelata hingga presiden Negara. Semua berpeluang untuk menderita penyakit ini. Penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) ini, menyerang langsung ke sistem kekebalan tubuh. Sehingga penyakit lain pun bisa dengan mudahnya menghampiri penderita AIDS ini.
Mungkin inilah alasan mengapa orang yang terkena virus ini kebanyakan dijauhi oleh orang-orang yang ada disekitarnya, orang-orang yang dicintainya, bahkan keuarga pun sampai tega untuk mengasingkannya. Mereka takut tertular, padahal jika paham akan penyakit ini sama sekali tidak menular dengan berdekatan ataupun sentuhan fisik saja. Akan tetapi karena virus HIV/AIDS bersarang pada sel darah putih yang bisa ditemukan dalam cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina dan cairan leher rahim, sehingga penyakit ini tidak mudah menular sperti penyakit lainnya. Jadi tidak perlu takut untuk berjabat tangan dengan penderita ketika menjenguknya.
Masih ingatkah dengan pemberitaan mengenai anak kecil yang terserang penyakit ini ?. sungguh malang anak kecil ini. Dia tidak tahu menahu tentang persoalan ini. Sehingga ia dijauhi, dikucilkan dan diasingkan oleh orang-orang disekitarnya. Orang-orang yang harusnya menyayangi, memberikan semangat agar tegar dalam menjalani semua cobaan ini, malah mereka melakukan hal yang sebaliknya. Jika sudah seperti ini, bagaimana dia menjalani hidupnya ?. beban mental yang diembannya sangatlah berat. Orang dewasa saja kadang-kadang merasa putus asa dan akhirnya bunuh diri, apalagi ini anak kecil. Di usia perkembangan yang harusnya dilalui untuk bermain dengan teman-teman yang penuh keceriaan. Mungkin bila ditanya tentang impian, cita-cita, mereka pasti memiliki impian yang ingin diraih di masa depan. Bahkan mimpi merekapun lebih besar dari manusia lain yang tidak terkena penyakit ini.
Begitu dangkalkah pemikiran dari orang-orang di negeri ini. Hingga kebanyakan orang acuh tak acuh terhadap orang yang berpenyakit ini. Bahkan lebih pas jika diungkapkan dengan kata ‘ menghindari’, karena yang terpenting bagi mereka agar mereka tidak tertular. Lalu siapa yang berhak untuk disalahkan jika keadaan sudah jadi begini ? anak tersebut ?, bukankah si anak tadi tidak tahu menahu. Orang tua ? ya, memang orang tua bersalah , tetpai juga tidak sepenuhnya bisa dislahkan. Memang benar orang tua yang harusnya bertanggungjawab terhadap anaknya. Kemudian bagaimana dengan pemerintah ? bukankah pemerintah yang kekuasaan dan tanggungjawabnya melingkupi seluruh rakyat, harusnya bisa mengatur dan mengarahkan mengarahkan rakyatnya agar tercipta iklim yang baik dalam hubungan rakyat dengan pemerintah. Bukan malah sibuk dengan urusan pribadi, padahal mereka para wakil rakyat telah dipercaya oleh rakyatnya. Pemerintah harusnya bisa menerapkan suatu system dimana bisa menyadarkan rakyatnya agar memiliki karakter diri yang jelas dan kuat. Salah satunya yaitu ditumbuhkan melalui jalur pendidikan. Dimana system pendidikan yang diberlakukan juga harus mengindahkan aturan-aturan yang ada.
Masa depan suram (madesu), masa depan remang-remang, massa depan gelap gulita, massa depan telah tiada. Begitulah massa depan yang divoniskan untuk para penderita penyakit ini. Mereka tidak berhak menginginkan kehidupan layaknya orang sehat lainnya. Padahal mereka masih punya hasrat untuk mewujudkan cita-cita yang digenggamnya. Namun jika dukungan dari orang–orang terdekatnya pun tidak ada, apakah mereka mampu untuk mewujudkannya menjadi kenyataan dengan seorang diri ?
Mungkin jika seluruh keluarga besar bangsa Indonesia ini turut serta dalam pergerakan menuju Indonesia yang lebih baik dan lebih sehat. Tentunya juga pergerakan yang memang sesuai dengan profesi masing-masing. Misalnya saja seorang guru, maka dia harus mampu mengemban tugasnya. Seperti yang tercantum dalam Undang Undang No.14 tahun 2005 bab I pasal 1 ayat 1. “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.” Di luar bidang pendidikan, juga bisa diakukan oleh masyarakat seperti melakukan penyuluhan tentang kesehatan, dan masih banyak hal lain yang dapat dilakukan.
Dengan adanya peringatan hari AIDS yang jatuh pada tanggal 1 Desember ini, diharapkan adanya kesadaran pada diri kita, yang masih sehat. Kita harus tetap menjaganya dan kita juga wajib memberikan dukungan pada mereka yang terkena penyakit ini, apalagi di sini kita sebagai pemuda yang nantinya akan menjadi penerus bangsa. Mampukah kita melakukan semua ini? Jawabannya tanyakan pada dirimu wahai pemuda!